Jumat, Januari 02, 2009

Selamat Bergabung

Segala Puji bagi Allah yang mempertemukan kita,Saya sangat bersyukur, bisa bersilaturahmi dengan anda melalui media ini, semoga kita selalu menjadi lebih baik, menjadi lebih bersemangat untuk mengejar perbaikan dan kebaikan.Kalau Allah menghendaki kebaikan pada diri seseorang, maka Allah memilihkan ia beberapa orang sahabat, yang sahabat ini mampu berbagi, dengan semangat bersaudara, semangat memberi spirit, semangat memberi solusi, semangat maju bersama, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Mereka laksana dua tangan yang saling membasuh. Semoga media ini menjadi salah satu sarana untuk hal tersebut. aminSaya yakin, kita semua punya berbagai masalah yang berbeda-beda. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang bebas dari masalah. Tetapi dengan semangat tersebut di atas, tidak ada yang namanya jalan buntu, karena pada tiap-tiap kesulitan, pasti diapit oleh dua kemudahan, bahkan peluang untuk lebih maju. Mengapa kita belum mendapat kemudahan? Mungkin karena kita kurang silaturahmi.Yaa Allah, jadikan ini sebagai sarana kami untuk bersilaturahmi dengan hamba-hambaMu yang ikhlas, yang memiliki kepedulian dan kemampuan memberi solusi, karena banyak orang yang peduli, belum tentu di beri kemampuan memberi solusi, banyak orang yang mampu memberi solusi, belum tentu diberi hati yang peduli. Maka di media ini, jadikan kami Yaa Allah, orang yang diberi hati untuk peduli dan diberi kemampuan olehMu untuk memberi solusi.Di Syurga, ada kedudukan yang membuat para alim ulama "iri" karena demikian istimewa. Mereka bercahaya. Siapakah mereka? Orang yang saling mencintai karena Allah.

Pendahuluan


Anda pasti mengenal film kartun Doraemon yang sangat digemari anak-anak, bahkan sampai orang dewasa. Konon mantan Menteri Pendidikan juga menyukai film ini. Dalam film tersebut diceritakan bahwa Doraemon adalah seekor kucing milik dari seorang anak bernama Nobita. Nobita memiliki banyak sekali keinginan, dan tentu saja hal ini menyebabkan ia mempunyai banyak sekali masalah. Beruntung Nobita, Doraemon memiliki kantung ajaib yang bisa mengeluarkan apa saja yang diinginkan Nobita. Pada awalnya Nobita meminta tolong kepada Doraemon untuk hal-hal yang sangat mendesak, tetapi lambat laun Nobita memanfaatkan Doraemon dan kantung ajaibnya, untuk sekedar pamer ke teman-temannya dan memuaskan segala keinginannya. Dan akhir cerita sudah bisa ditebak, Nobita malah mendapatkan masalah baru yang jauh lebih besar.
Kita kadang tidak berbeda jauh dengan Nobita. Banyak keinginan, sehingga menimbulkan banyak sekali masalah, yang kadang-kadang malah menyeret orang lain jadi bermasalah. Sementara itu, kita tidak punya kantung ajaib seperti Doraemon.
Sumber masalah memang dari banyaknya keinginan yang tidak ada habis-habisnya (baca: tidak ada syukurnya). Buku ini akan menjawab, khususnya bagi yang sedang menghadapi masalah, bagaimana jurus sakti menyelesaikan masalah, tanpa menimbulkan masalah baru. Meminjam istilah pegadaian, ”Menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Walaupun slogan pegadaian ini sebenarnya lebih cocok untuk sisi kantor pegadaiannya, bukan sisi orang yang menggadaikan; yang tanpa masalah adalah kantor pegadaiannya, orang yang menggadaikan barang, tetap bermasalah. Tapi mohon maaf, ini bukan pegadaian.
Kembali pada judul buku ini, dalam bab-bab selanjutnya, saya akan berbagi dengan para pembaca jurus demi jurus untuk menjawab berbagai masalah yang mungkin sedang anda hadapi. Tidak seajaib kantung Doraemon memang, tapi bila anda berkenan menerapkannya dengan sungguh-sungguh, saya yakin akan menjadi bagian dari solusi, minimal menjadi inspirasi baru untuk menemukan jalan keluar.
Setiap individu menghadapi masalah yang berbeda-beda. Penyebabnya pun sangat beragam. Ada masalah yang timbul karena diri sendiri, mungkin karena kurangnya ke hati-hatian kita, atau karena kita belum mengerti, mungkin juga karena kurangnya pengendalian diri, atau keinginan yang sulit dibendung dan kurangnya kesadaran.
Masalah juga dapat disebabkan karena pengaruh faktor luar, misalnya lingkungan pergaulan, lingkungan kerja, orang tua, guru, pengaruh media, pendidikan atau karena bencana alam. Satu hal yang harus kita sadari adalah apapun penyebabnya, masalah harus kita hadapi, harus kita sikapi sebagai hukum yang pasti berlaku pada setiap individu. Hal terpenting adalah bagaimana sikap kita menghadapi masalah, itulah yang membedakan antara satu individu dengan individu lainnya. Sikap kita sangat menentukan keberhasilan kita menghadapi masalah.
Dalam setiap Pelatihan (penulis juga seorang trainer), selalu diawali dengan pertanyaan, “adakah diantara Bapak dan Ibu, yang dari lahir tidak punya masalah?” “silahkan tunjuk jari!!”. Dan suasana ruangpun hening, tanda bahwa tak satupun dari mereka yang lepas dari masalah.
Betapa banyak masalah (sebenarnya saya lebih cenderung menggunakan kata: ujian). Ia mendatangi siapapun di dunia ini. Kaya-miskin, besar-kecil, pejabat atau rakyat biasa, petani, pedagang, pegawai, kyai, da'i, jaksa, anggota dewan dan sebagainya. Siapapun kita, pasti pernah mengalami yang namanya ujian kehidupan.
Yang kaya diuji untuk terus mengumpulkan kekayaan tanpa rasa puas. Yang miskin diuji untuk putus asa, merasa diri paling menderita dan kemudian bunuh diri. Yang belum rajin beribadah, diuji untuk selalu malas. Yang sudah rajin beribadah, diuji untuk pamer, riya’, merasa bersih dan ujub (kagum pada diri sendiri). Yang pegawai negeri, digoda untuk mempersulit birokrasi, memungut pungli. Yang Jaksa diuji dengan iming-iming suap yang sangat menggiurkan. Demikian juga anggota dewan.
Saya tidak perlu memberikan contoh satu persatu. Betapa banyak Jaksa, Anggota Dewan, dan Pejabat Bank yang sudah menjadi “pesakitan” karena ujian. Para Kyai dan Ulama-pun tidak lepas dari ujian. Bahkan kadang lebih berat. Konon yang menggoda para Kiyai adalah “jenderalnya syaithan”. Artinya, makin tinggi kualitas iman, biasanya ujian semakin besar. Dalam peribahasa populer, “makin tinggi pohon, makin kencang angin yang menerpa”. Anak-anak Sekolah Dasar, tidak akan diberi ujian setingkat SMA.
Masalah (baca:ujian) memang bisa datang setiap waktu. Para ahli hikmah bahkan mengatakan bahwa ujian adalah sarana yang digunakan Tuhan untuk mengetahui sampai dimana kualitas ruhani kita, sekaligus wujud kasih sayangNya. Ia datang untuk mengungkap siapa diri kita yang sebenarnya. Ia datang sebagai wujud penghormatan kepada diri kita. Penulis sangat bersyukur, di usia seperti sekarang ini, Tuhan telah menganugerahkan kekayaan yang luar biasa, kekayaan pengalaman dan sampai sekarangpun masih terus diuji. Dalam beberapa peristiwa, penulis sudah membayar sangat mahal akibat beberapa ujian, untuk itu penulis sangat bersemangat untuk merenung, belajar dan berlatih, bagaimana agar kita mampu menghadapi ujian.
Dalam perenungan yang lebih dalam, ternyata ujian hanya mampu dihadapi dengan kesadaran. Kesadaran bahwa dunia ini adalah ujian. Kesadaran bahwa kita dalam perjalanan, dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Orang yang menyadari bahwa dirinya sedang dalam perjalanan, tidak akan terlena dan akan fokus pada tujuan.
Membangun kesadaran yang terus menerus, memang memerlukan latihan dan waktu. Tentang kesadaran, saya akan membahasnya lebih dalam pada pembahasan berikutnya. Yang penting sekarang disadari adalah bahwa anda selalu akan bertemu dengan yang namanya “ujian”. Kesadaran ini akan menuntun anda untuk menghadapi dan mengalahkan ujian.
Sebagian besar orang tidak cukup kuat menghadapi masalah, karena mereka menyangka bahwa kalau kita tidak punya masalah, kita akan bebahagia. Kalau demikian, ini cara pandang yang keliru. Karena di mana ada kehidupan, disitu pasti ada permasalahan. Namun sadarkah kita bahwa di balik setiap masalah terkandung suatu peluang emas dan kesempatan yang luar biasa untuk maju dan sukses? Sadarkah kita bahwa 1 (satu) kesulitan ternyata diapit 2 (dua) kemudahan?
Norman V. Peale membuat kata-kata bijak yang patut kita renungkan. Dalam bukunya “You Can If You Think You Can”, ia mengatakan : “Apabila Tuhan ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah Ia memberikannya kepada kita? Apakah Ia menyampaikan dalam bentuk kiriman yang indah dalam nampan perak? Tidak! Justru sebaliknya, Tuhan membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik, lalu melihat dari jauh, apakah kita sanggup membuka bungkusnya yang ruwet itu dan menemukan isinya yang sangat berharga, bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersebunyi dalam kulit kerang”.
Sikap kita yang pertama dan utama, apabila kita sedang menghadapi masalah adalah menyadari bahwa masalah adalah sebuah sarana untuk membuat kita lebih dewasa, membuat kita lebih bijaksana, dan lebih mengerti akan kehidupan ini. Masalah juga merupakan karunia dari Tuhan, sebagai sebuah “pekerjaan” dan “tantangan” sebagai wujud kepercayaan Tuhan akan kualitas ruhani kita.
Dalam buku ini, seluruh jurus sudah teruji, karena sudah pernah diaplikasikan dalam berbagai kegiatan training, juga telah diterapkan pada komunitas orang-orang yang berfikir dan bertindak positif atau lebih dikenal dengan sebutan PTAC (Positive Thinking and Action Community), dan tentu saja oleh penulis sendiri.

Jurus-1 Mengubah Paradigma Kita

Paradigma adalah cara pandang. Dalam istilah sehari-hari dapat diartikan sebagai persepsi, asumsi, wawasan, keyakinan dan pikiran. Semua itu terangkum dalam kata Paradigma. Paradigma merupakan milik kita yang terpenting dan paling berharga, tetapi jarang mendapat perhatian. Oleh karena itu, saya mengawali Jurus-1 ini dengan terlebih dahulu mengubah paradigma (cara pandang) kita terhadap masalah. Dengan kata lain, beda paradigma akan menghasilkan penyelesaian masalah yang berbeda pula. Sebagian besar kegagalan kita menyelesaikan masalah, ternyata karena paradigma kita yang keliru dalam memandang suatu masalah, bukan karena ketidak-mampuan kita menyelesaikan masalah.
Steven Covey, penulis buku 8 Habits dan pakar kepemimpinan mengatakan,
“if you want small changes, work of behavior, but if you want quantum-leap changes, work on your paradigm”. Kalau anda menginginkan perubahan yang kecil, garaplah perilaku anda, tetapi bila anda menginginkan perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma anda.
Hampir sebagian manusia memiliki paradigma yang kurang tepat terhadap masalah. Masalah adalah beban atau masalah adalah sesuatu yang harus dihindari. Ini karena memang manusia memiliki kecenderungan pada hal-hal yang nyaman dan menyenangkan. Tidak sepenuhnya salah, tapi sebagaimana telah saya jelaskan sebelumnya, tidak ada satupun dari manusia di dunia ini yang lepas dari masalah. Itu artinya kita pasti akan selalu berhadapan dengan masalah. Sebagian manusia gagal karena mereka terus berpandangan bahwa masalah adalah beban. Tidak mau sedikit mengubah cara pandangnya, misalnya dengan memandang masalah sebagai wujud kepercayaan Tuhan terhadap diri kita.

Masalah sebagai Wujud Kepercayaan Tuhan terhadap Diri Anda.
Anda mungkin pernah dipercaya oleh atasan anda untuk menyelesaikan masalah yang cukup besar dan rumit? Bagaimana perasaan anda? Kalau memang anda karyawan yang bertanggung jawab, pasti dengan senang hati, anda akan mengerahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini berarti anda masih dipercaya oleh atasan anda. Bahkan mungkin sebagai ujian untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Maka berbahagialah anda yang sedang menghadapi masalah, karena hakekatnya anda sedang dipercaya oleh Tuhan untuk menyelesaikannya. Saya sungguh-sungguh mengatakan ini, karena sudah membuktikan dengan pengalaman nyata.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana kalau atasan anda tidak pernah memberikan suatu “masalah” (baca:tantangan) untuk diselesaikan? Mungkin atasan anda sudah tidak percaya lagi kepada kemampuan anda dan lambat laun anda akan malu, akhirnya mengundurkan diri.
Tetapi kadang-kadang persoalan kehidupan ini sangat rumit, bagaimana sih menyelesaikannya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ijinkan saya berbagi dengan sebuah cerita yang sangat inspiratif:
Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang duduk menyulam sehelai kain dengan posisi yang lebih di atas dari diriku. Aku yang sedang bermain dilantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah2€elesai, kamu akan kupanggil dan duduk di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas.
"Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. "Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.
Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang Engkau lakukan?" Ia menjawab: "Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?
"Kemudian Tuhan menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu ini. Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di “pangkuan”Ku, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.
"Subhanallah...
Beruntunglah orang-orang yang mampu menjaring ayat indah dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Tuhan berkenan menumbuhkan kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai kejadian-kejadian dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu. Amin.
Para pembaca yang budiman, anda lihat, betapa dengan cara pandang yang berbeda (dari atas), kita bisa melihat sisi positif dari setiap masalah? Saya tidak tahu perasaan anda, tetapi saya sendiri selalu menitikkan air mata setiap membaca cerita tersebut di atas.

Beberapa Paradigma Lama yang harus Diubah
Beberapa contoh berikut ini adalah paradigma lama tentang masalah, yang kemudian di sebelah kanan telah diubah menjadi paradigma baru:


Paradigma Lama
Masalah sebagai beban kehidupan
Masalah harus dihindari
Saya-lah manusia paling berat masalahnya
Saya sering menemukan jalan yang terlihat buntu dan gagal menyelesaikan masalah
Sepertinya saya tidak akan mampu menghadapi masalah ini
Penyelesaian masalah sangat bergantung pada faktor luar
Jalan keluarnya dari mana, saya sudah putus asa

Paradigma Baru
Masalah sebagai wujud kepercayaan dari Tuhan, sebagai sarana ujian untuk naik kelas
Masalah harus diselesaikan
Pasti ada yang lebih berat, semua relatif dan yang pasti anda tidak sendiri
Tidak ada jalan buntu, yang ada hanyalah solusi, atau melanjutkan belajar
Semuanya sudah terukur oleh Tuhan dengan sangat akurat, pasti mampu
Penyelesaian masalah sangat bergantung pada sikap mental kita sendiri
Jalan keluarnya sudah disiapkan oleh Allah, kita tinggal menjemputnya

Jurus-2 Menggali Potensi Kesadaran Diri

“Kesadaran”, sebuah kata sederhana yang akan menunjukkan betapa penting dan mutlak diperlukan dalam memulai apapun, sekaligus dalam menyelesaikan apapun masalah yang kita hadapi.
Kata ”menyadari” sangat berbeda dengan ”mengetahui”. Banyak orang yang mengetahui pentingnya berolah raga tetapi malas untuk berolah raga. Banyak orang yang mengetahui bahaya narkoba, tetapi tetap mengkonsumsi narkoba. Itulah sedikit gambaran bahwa menyadari tidak sama dengan mengetahui. Dalam kata lain, mengetahui baru pada tingkatan ”teori” tetapi belum sampai pada tingkatan ”aplikasi”. Ia baru berada pada tataran ”ilmu”, tetapi belum pada tingkatan ”amal”.
Mungkin anda masih ingat tokoh-tokoh seperti Mantan Kabareskrim, seorang Kriminolog, mantan Gubernur BI dan jajarannya, Jaksa, Anggota Dewan, para artis dan lain-lain.
Saya tidak ingin membicarakan kasus beliau satu persatu, saya hanya ingin menegaskan bahwa setiap orang bisa melakukan kesalahan. Dalam bahasa yang lebih dalam, orang bisa kehilangan kesadaran diri dalam beberapa saat. Apakah beliau tidak mengerti KUHP? Saya berani menjamin, beliau-beliau faham dan tahu persis pasal-pasal KUHP. Mengapa mereka melakukannya? Inilah yang menarik untuk kita telusuri lebih dalam. Setiap orang punya cita-cita, punya target, punya obsesi dan punya cara pandang yang berbeda-beda. Misalnya Pak Mulyana, mungkin beliau hanya sekedar ingin melindungi teman-temannya dari pemeriksaan KPK. Tetapi akhirnya beliau juga yang harus menanggung akibatnya. Terlepas dari itu semua, kita menggaris bawahi bahwa dalam diri manusia, siapapun dia, sering terjadi apa yang disebut dengan “Kehilangan kesadaran diri”. Saya yakin, begitu kesadaran diri beliau pulih sepenuhnya, beliau-beliau pasti sangat menyesal. Saya menulis buku ini dengan harapan besar, berbagi dengan para pembaca untuk mengingatkan kembali pentingnya kesadaran diri setiap saat.
Ketika buku ini ditulis, saya sedang mengikuti perkembangan artis cantik yang sedang ditahan dengan seorang pembalap nasional karena diduga melakukan penyiksaan kepada orang yang dipercaya melakukan pekerjaan design interior untuk kantor sang artis. Karena sang kontraktor selalu molor dan mulai susah dicari, akhirnya sang artis menyuruh anak buahnya mencari dan ketemu. Saya yakin, awalnya tidak ada maksud sang artis menganiaya, tetapi karena terbawa suasana emosi, dan pasti saat itu, baik pembalap maupun artis ini, kehilangan kesadaran diri, bahwa menempatkan orang dalam suatu tempat, bisa menjadi suatu pelanggaran, akhirnya terjadilah peristiwa itu. Saya bukan ingin membahas secara details kasus ini, saya hanya ingin menegaskan bahwa kesadaran diri setiap saat itu penting, karena kita harus membayar sangat mahal akibat kehilangan kesadaran diri yang hanya beberapa saat.
Berikut ini beberapa renungan kesadaran yang harus kita bangkitkan kembali.

Anda Sangat Penting, Diciptakan Satu-satunya Di Dunia
Kesadaran Pertama yang harus kita miliki adalah bahwa anda diciptakan satu-satunya di dunia dan tak tergantikan oleh siapapun. Tidak ada seorangpun dalam sejarah kehidupan manusia di dunia ini yang persis seperti anda, atau dapat menggantikan posisi anda. Anda memiliki bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan terpendam yang menakjubkan, yang jika digali dan dipergunakan dengan benar akan menghantarkan anda pada apapun yang anda inginkan di dalam kehidupan di dunia ini.
Tuhan sangat mengasihi para makhlukNya, Tuhan sangat mengharapkan anda tidak berputus asa, berupaya terus dan berdoa. Ketika Tuhan hendak menciptakan manusia, para malaikat bertanya kepada Tuhan. “Tuhan, apakah Engkau akan menciptakan makhluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi?” Mungkin malaikat sudah sedikit mengerti bahwa ciptaan Tuhan berupa manusia, akan dibekali dengan “fujurnya” (sikap negatif) dan “Taqwa”nya (sikap positif). Tetapi Tuhan dengan sangat optimis menjawab kepada malaikat “Aku lebih tahu daripada kamu”. Sekarang, boleh anda renungkan, anda memilih sikap malaikat yang pesimis, atau sikap Tuhan yang sangat optimis.

Anda Diberi Kuasa untuk Menyelesaikan Apapun
Kesadaran kedua adalah bahwa anda sudah diberi potensi (baca: kuasa) yang sangat dahsyat oleh Tuhan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah. Potensi itu berupa Pikiran, Hati dan kekuatan fisik yang akan saya paparkan lebih lanjut pada bab Pikiran dan Tindakan Positif. Bahkan dalam ciptaan nabi Adam, Allah menyatakan, ”Aku tiupkan ruhKu ke dalam jiwamu”. Artinya, sebagai khalifah di muka bumi, kita diberi kuasa sebagai wakil Tuhan untuk kemakmuran bersama. Itu berarti kita tinggal menggali potensi yang ada dalam diri kita sendiri, karena setiap manusia memiliki potensi yang unik, yang hanya dimiliki oleh orang tersebut. Bagaimana kita menggali potensi kita untuk menyelesaikan masalah? Semua akan terjawab melalui buku ini.

Anda Diciptakan Untuk Berani Memulai
”Keberanian Kita untuk Memulai Sesuatu yang Benar, Biarkan Allah yang Mensukseskannya”
Ternyata kehidupan yang rumit bisa didekati dengan pola kalimat seperti tersebut di atas. Kita hanya dituntut untuk berani memulai. Memulai sebuah niat, tekad dan semangat serta kesungguhan untuk melaksanakan hal-hal yang benar. Nilai tertinggi manusia, adalah kemampuan akal yang diberikan Allah untuk berani memulai (baca: berkreasi). Makhluk Allah yang lain, seperti Malaikat, tidak diberi kemampuan ini. Ia hanya diberi 1(satu) standar kehidupan, yaitu taat. Ia tidak diberi daya kreasi apalagi inovasi. Malaikat tidak punya kemampuan untuk itu. Syaithan sebagai makhluk Allah yang lain, juga hanya diberi 1(satu) standar, menggoda (baca: menjerumuskan) manusia dari kebenaran kepada kesesatan. Pemahaman ini akan mengantarkan kita kepada kesadaran untuk selalu berani memulai sesuatu yang baik dan benar, untuk selalu berkreasi dan ber-inovasi pada hal-hal yang benar pula. Dan disitulah harga manusia.
Setelah kita berani memulai dengan tekad dan tanpa ragu kita mulai melaksanakan apapun yang menjadi tekad dan tujuan kita, Allah menjamin akan memberikan karunia, pertolongan, jalan keluar dan penyelesaian, apapun yang kita hadapi. Benar, sesederhana itu. Dalam bahasa jawa yang lebih singkat, ini kiriman sms dari saudaraku, “Urip iku mung loro (2) pathokane, Jejeg Niate lan Bener Lakune” (“Hidup itu dua (2) pedomannya, teguh niatnya dan benar menjalaninya”). Dalam sumber Al Quran, banyak sekali firman Allah yang dengan sangat jelas menunjukkan kita untuk memulai.
“Aku tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu bertekad untuk memulai dengan merubah dirinya sendiri.”
Cermati firman ini baik-baik. Kita jelas diminta untuk berani memulai. Urusan berhasil dan tidaknya suatu perubahan, hal itu mutlak di tangan Allah. Tetapi Allah menjamin, barangsiapa yang berani untuk memulai perubahan, Allah akan tunjukkan jalan kepada kesuksesan atas perubahan itu. Secara lebih sederhana saya katakan bahwa wilayah kita sebagai manusia hanya pada “berani memulai” suatu perubahan. Biarkan Allah yang mensukseskan perubahan itu. Maka bagian ini saya tekankan “Keberanian kita untuk memulai, dan biarkan Allah yang mengakhiri”.
Lihatlah dalam gambar tersebut. Sebagian manusia pasti sangat takut dengan ombak yang besar di laut. Orang itu dengan peralatan sangat sederhana, malah bermain-main dan asyik berselancar. Itulah keberanian yang dikaruniakan oleh Allah kepada manusia. Kita harus punya keberanian untuk memulai, dan berlatih.

Anda Diciptakan Seperti Kertas Putih yang Siap Dilukis
Kesadaran keempat adalah bahwa dari awal, setiap manusia itu fitrah. Suci bersih seperti kertas putih yang siap dilukis. Di perjalanan kehidupan yang rumit dan berliku, manusia menghadapi berbagai masalah, yang memungkinkan seseorang melakukan kesalahan. Tapi Allah Yang Maha Kasih dan Tak Pernah Pilih Kasih, selalu menyiapkan ampunan yang demikian luas. Artinya, kalau kita mau bertaubat, benar-benar tidak mengulangi, setiap hari kita adalah kertas putih yang siap di lukis. Waktu sekarang dalam bahasa inggris disebut ”present” artinya hadiah. Hadiah kertas putih yang siap dilukis, akan-kah hari ini anda akan lukis dengan kebaikan dan merasa sangat beruntung atau anda malah ”nelangsa” seperti cerita telenovela dan tidak berbuat apa-apa. Hari ini adalah hari yang sebenarnya persis dalam kuasa anda, masa lalu tidak dapat anda raih, dan masa depan belum dapat anda nikmati. Ini akan saya bahas secara lengkap dalam bab Istighfar, sebagai bagian dari penyelesaian masalah. Silahkan teruskan membaca.

Anda Dilahirkan dengan Misi Sukses
Begitu anda terlahir ke dunia, sebenarnya Tuhan sudah membuat “tanda” (baca: stempel) sukses di diri anda. Siapapun anda, terlahir untuk sukses. Baik anda terlahir di desa, di kota, di negara miskin, bahkan orang tua anda miskin dan berpendidikan rendah sekalipun, tidak ada alasan bagi anda untuk tidak sukses. Hal ini dapat dipastikan, karena tidak ada satupun ciptaan Tuhan yang sia-sia. Sebagai analogi sederhana, lihatlah mobil, hand phone, komputer, pesawat dan lain-lain. Alat-alat itu dibuat oleh pabrik untuk membantu mempermudah kehidupan, dan menjadi laku di pasaran, ujung-ujungnya dibuat untuk sukses. Itu baru pada tataran buatan manusia. Pertanyaannya sekarang, apakah kita yang diciptakan oleh Dzat yang Maha sempurna, lahir ke dunia hanya untuk menanggung derita dan nestapa? Bagaimana mungkin kita terlahir hanya untuk gagal?
Dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif tersebut di atas, membuat kita semakin yakin, bahwa sebenarnya, misi penciptaan kita adalah sukses. Ini keyakinan yang mutlak harus anda miliki. Kalau sekarang anda merasa belum sukses, atau anda merasa gagal, itu mungkin hanya masalah waktu, atau keliru jalan, yang akan kita bahas penyebabnya dalam buku ini. Yang penting bagi anda sekarang adalah bahwa anda terlahir untuk sukses. Keyakinan tersebut akan menuntun anda menuju kesuksesan sejati dan penyelesaian setiap masalah.
Penelitian (berdasarkan biografi orang-orang sukses) membuktikan bahwa mereka yang sukses, adalah yang memiliki kunci keyakinan bahwa dirinya terlahir dengan maksud sukses. Tanpa keyakinan ini, sukses hanyalah impian dan cita-cita yang tidak pernah terwujud. Penulis telah banyak mewawancarai orang-orang yang pada awalnya gagal, kemudian mereka berhasil meraih sukses, dan dari mereka terdengar jawaban yang sangat singkat, “perbedaan antara kegagalan dan kesuksesan terletak pada selembar keyakinan”. “ya, selembar keyakinan”. Lihatlah seorang pesilat yang akan mematahkan sepotong besi. Apa yang ada di pikiran dan hatinya? “Keyakinan”...sekali lagi..keyakinan. Sehebat apapun dia berlatih, tanpa keyakinan, dia tidak akan pernah bisa mematahkan besi. Keyakinan adalah bagian dari formula 7i yaitu iman, yang akan kita bahas lebih lanjut.

Anda Diberi Kemampuan untuk Berbagi dan Bermanfaat
Kalau kita sedang menghadapi masalah, biasanya kita hanya fokus pada permasalahan kita saja, tanpa mau menghiraukan sedikitpun permasalahan orang lain. Ini sangat keliru, justru kita harus lebih peka kepada orang lain untuk menolong. Saya dulu bingung, lho saya sendiri saja lagi ada masalah kok malah disuruh menolong orang lain. Disinilah rahasianya, dengan menolong orang lain, kita akan ditolong oleh Dzat Yang Maha Menolong, sebaik-baik penolong. Ini juga akan saya uraikan details pada pembahasan ihsan, berbuat baik. Lepaskan ego kita, karena disitulah sumber masalahnya dan anda akan mendapatkan solusinya.
Untuk melengkapi pembahasan mengenai pentingnya kesadaran, ijinkan saya berbagi dengan beberapa hal berikut ini :
Setiap orang sehebat apapun tidak luput dari kesalahan. Bahkan seorang nabipun tidak luput dari kekeliruan. Nenek moyang kita, Nabi Adam a.s memulai sebuah kekeliruan yang menuruti bujuk rayu iblis, dan akhirnya Adam harus turun dari sorga ke dunia. Ia menyadari kekeliruannya dan memohon ampun kepada Allah dan Allah mengampuninya. Taubat yang kita lakukan diawali dari sebuah kesadaran. Sadar bahwa apa yang kita lakukan adalah keliru, kemudian kita memohon ampun dengan segenap kesadaran, ternyata kita salah. Jadi taubat diawali dari ”kesadaran”. Kesadaran untuk kembali kepada jalan yang benar, kesadaran untuk menyesali apa yang sudah terlanjur kita lakukan, dan sekali lagi- ini yang terpenting - kesadaran untuk tidak mengulangi. Ini dalam formula 7i disebut istighfar.
Anda mungkin pernah mendengar cerita seorang pelacur yang bertaubat, kemudian ia menyadari bahwa dirinya telah banyak melakukan maksiat, hatinya berontak ingin melakukan amal, dengan segenap kesadaran, ia menolong anjing yang kehausan dan akhirnya ia termasuk golongan ahli surga.
Sahabat Ali k.w, sekaligus menantu Rasulullah SAW, pada suatu peperangan, ia berhasil membuat musuhnya pada kondisi terjepit dan sudah tidak bisa berkutik. Tinggal satu langkah untuk mengayunkan pedang. Tiba-tiba musuh itu meludahi muka sahabat Ali k.w. Yang menakjubkan adalah justru sahabat Ali tidak jadi membunuh orang tersebut. Musuh menjadi kaget, mengapa tidak jadi membunuh dirinya. Sahabat Ali menyadari bahwa kalau membunuh pada saat itu, khawatir bukan semata-mata karena Allah, tetapi karena nafsu amarah, karena musuh itu telah meludahi dirinya. Allahlah yang memberikan setitik kesadaran kepada sahabat Ali, dan kesadaran ini menyelamatkan dari pembunuhan yang sia-sia. Musuh itu akhirnya masuk islam karena setitik kesadaran yang menakjubkan.
Bagaimana kalau hal itu terjadi pada kita? Mungkin dengan penuh amarah kita akan membunuh orang tersebut. Dalam hati kita justru bergumam, sekalian saja orang ini saya bunuh, karena toh sudah meludahi saya, dan saya sekaligus menjalankan perintah jihad. Inilah kita, yang belum mampu membedakan mana kepentingan pribadi, mana kepentingan agama. Kita sering melaksanakan kewajiban agama menurut hawa nafsu kita. Itulah pentingnya kesadaran.
Mari kita lihat para ahli dzikir, apa yang mereka inginkan? Mereka berdzikir terus menerus karena mereka menginginkan kesadaran yang kontinu (berkesinambungan) untuk selalu berhubungan dengan pusat kendali yaitu Allah. Mereka menyadari bahwa mereka lemah, tanpa tersambung dengan “server” Allah. Jadi dzikir adalah sebuah jalan (sarana) untuk membangkitkan kesadaran diri yang terus menerus.
Bahkan isi Al Quran, baik yang berwujud kisah, perintah dan larangan, semuanya tegas memberikan kepada kita, Allah hendak “menyadarkan” kita. Banyak sekali kata “apakah kamu tidak memikirkan?”, “apakah kalian tidak menyadarinya?”
Saya akan menguatkan anda dengan kisah, betapa kesadaran diri adalah hal paling essensial dan fundamental untuk keselamatan diri kita, baik di dunia dan akhirat.
Ada seorang ahli ibadah yang telah istiqomah beribadah selama 40 tahun tanpa henti. Setiap orang berbondong-bondong datang meminta untuk di-doa-kan oleh beliau dan Allah berkenan mengabulkannya. Pada suatu hari, ia punya suatu keperluan dan ia berdoa untuk dirinya sendiri. Rupanya Allah hendak menguji tingkat kesadaran dan keimanan ahli ibadah ini. Allah tidak mengabulkan doanya. Ahli ibadah ini merenung, dan akhirnya menyadari bahwa ketika orang-orang datang meminta di doakan dan Allah mengabulkan, adalah karena kesholihan orang-orang yang datang, bukan karena dirinya. Nah, kesadaran ini, nilainya di hadapan Allah lebih tinggi, dari ibadahnya selama 40 tahun. Subhanallah, itulah kesadaran, sebuah perenungan yang mengantarkan pelakunya pada tataran tertinggi, menyelamatkan dari kesombongan dan ujub dari dirinya, karunia Allah yang menakjubkan.
Diriwayatkan bahwa imam Ghozali, penulis buku Ihya 'Ulumuddin yang sangat terkenal itu, suatu hari mendapati seekor lalat yang terjerembab masuk ke dalam tintanya. Dengan segenap kepedulian dan kesadaran, ia menolong lalat tersebut, dibersihkan sayapnya dan lalat tersebut dapat terbang kembali. Kepedulian yang lahir dari kesadaran untuk menolong, walaupun hanya seekor binatang, pahalanya lebih besar dibanding dengan pahala menulis buku tersebut.
Bagaimana kesadaran anda sekarang? Apakah kehidupan anda diliputi kesadaran yang terus menerus? Atau hidup anda banyak lalai? Bagaimana agar kesadaran anda hadir setiap saat?
Para ahli hikmah membuat kesadaran diri dengan menghadirkan hati dan pikiran pada setiap aktifitas yang dijalaninya.

Jurus-3 Pikiran dan Tindakan Positif

Jurus ketiga ini adalah inti pengolahan pikiran dan tindakan. Saya akan memulai dengan kekuatan pikiran, sebuah kekuatan yang sangat menakjubkan karunia Allah terbesar kepada umat manusia untuk menjawab setiap masalah yang dihadapi.
Pikiran, dari sinilah semuanya berawal. Bahasa yang sangat populer menyebut “You are what you think”. “Kita akan menjadi persis apa yang kita pikirkan” Dengan kata lain, beda cara berfikir, menghasilkan cara bertindak yang berbeda dan pasti hasil yang berbeda. Apabila kita ingin mendapatkan hasil yang berbeda, terlebih dahulu kita harus mengubah cara berfikir (pola pikir) kita. Pola pikir dapat kita ibaratkan seperti “blue print” dari sebuah gedung. Kita bisa membayangkan, bagaimana hasil gedung tersebut apabila “gambar” blue print nya salah. Kesalahan pola pikir akan sangat fatal akibatnya. Dengan analogi lain, dapat kita analogikan seperti kita mencari alamat pada sebuah kota. Bagaimana kalau kita mencari alamat di kota Jakarta dengan peta kota Semarang? Kita tidak hanya gagal menemukan alamat yang dimaksud, kita juga pasti akan sangat frustasi. Kalau kita salah cara berfikir tentang kebahagiaan dan kesuksesan, maka bukan kebahagiaan dan kesuksesan yang akan kita temui, tetapi kesengsaraan yang pasti akan menghampiri.
Sebagai contoh sederhana, dulu, ketika saya masih kuliah, karena kiriman dari orang tua di kampung sangat minim, saya makan dengan lauk tahu dan tempe setiap hari. Saya sering membayangkan, betapa nikmat makan di restoran dengan lauk yang lengkap. Ketika sudah bekerja dan punya penghasilan sendiri, yang mestinya saya bisa makan di restoran, tetap tidak bisa dengan lauk yang lengkap, karena kolesterol dan dokter melarang beberapa jenis makanan. Akhirnya saya kembali makan tahu dan tempe. Itulah kehidupan, mirip dengan fatamorgana. Oleh karena itu, yang terpenting adalah pikiran dan sikap mental kita terhadap kehidupan.
Dalam penelusuran lebih dalam, kita akan semakin menyadari, mengapa otak manusia, yang memproduksi pikiran, diletakkan di kepala dan terlindungi oleh tengkorak yang sangat kokoh, ini semua menunjukkan bahwa pikiran kita, menjadi hal utama yang mesti di dahulukan sebelum melakukan tindakan yang lain.
Blue Print dari sebuah bangun





Dalam memecahkan berbagai masalah yang kita hadapi, pertama-tama kita menggunakan segala kemampuan akal untuk mendapatkan solusi. Kemudian dengan ikhtiar dan doa.
Semua rencana, tujuan dan pencapaian prestasi diciptakan oleh pemikiran. Pemikiran kita, adalah satu-satunya hal yang dapat kita kendalikan sepenuhnya. Kita dapat menggunakannya secara bijaksana dan menjadi sebuah kekuatan yang menakjubkan.
Brian Tracy, dalam bukunya ”Change Your Thinking Change Your Life” mengatakan bahwa pikiran kita dapat menaikkan dan menurunkan detak jantung, dapat mempengaruhi sistem pencernaan, mengubah komposisi kimia darah dan membantu kita tidur nyenyak atau kita tidak bisa tidur semalaman. Pikiran kita dapat membuat kita sedih atau senang, kadangkala hanya dalam waktu beberapa detik saja. Pikiran dapat membuat kita siaga dan waspada, terganggu atau tertekan. Pikiran dapat membuat kita percaya diri atau rendah diri. Pikiran dapat membuat anda merasa mampu, atau merasa tidak berdaya, menjadi pemenang atau seorang pecundang, seorang pahlawan atau pengecut. Pikiran kita dan hal-hal yang dipicu oleh pikiran tersebutlah yang menentukan kehidupan kita. Dan kabar gembiranya adalah bahwa pikiran kita sepenuhnya berada dalam kendali kita.
Jika anda sedang ditimpa musibah, ujian atau cobaan yang mungkin terasa sangat berat, terlihat buntu dan belum menemukan jalan keluar yang tepat, saya ingin berbagi kepada anda, satu hal yang dapat memberikan suatu solusi, apapun persoalan yang sedang anda hadapi.
Untuk itu, saya akan mengenalkan kepada anda, suatu “kendaraan” yang mampu melewati medan kehidupan yang sangat berat, cuaca kehidupan yang sangat buruk, tanjakan yang sangat terjal, jalan menukik tajam, licin dan bahkan berlumpur. Kabar gembiranya, kendaraan ini ternyata sudah dipersiapkan di dalam diri kita sendiri oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Demikian dahsyatnya kendaraan ini dan jaminan keselamatan untuk sampai di tempat tujuan, maka sangat disayangkan apabila kita tidak mampu menggunakannya.
Kendaraan ini kita sebut “Pikiran dan Tindakan Positif”. Mengapa bisa demikian? Karena Pikiran dan Tindakan Positif akan selalu memberikan kita semangat yang tak pernah padam, kesabaran, pengharapan yang demikian besar kepada Tuhan, syukur, ikhtiar yang tak kenal lelah, doa yang khusyu, walaupun dalam kondisi yang mungkin sangat tidak menguntungkan. Ia akan selalu mampu melihat sisi-sisi positif dari setiap peristiwa yang dialami.
Wuryanano dalam bukunya Supermind menjelaskan bahwa pikiran manusia lebih canggih dan lebih hebat dari komputer, dan memiliki sifat-sifat yang hampir sama, yaitu kita dapat membuat suatu program apapun di pikiran kita, yang secara fisik tersimpan di dalam otak kita. Kita bisa memprogram “komputer” pikiran kita untuk meraih kebahagiaan, kesejahteraan dan kesuksesan. Dalam jangka waktu tertentu, masing-masing dari kita akan menjadi tepat seperti “apa yang kita programkan ke dalam pikiran kita”. Seseorang yang bahagia dan sejahtera, pasti telah memprogramkan bahagia dan sejahtera ke dalam pikiran di otaknya. Demikian pula sebaliknya, dengan orang yang tidak bahagia, dia pasti memberikan perintah pemrograman ke dalam pikirannya, untuk menjadikannya tidak bahagia, tidak sejahtera, tidak berkemampuan, membosankan dan banyak lagi program negatif yang ditanamkan ke dalam otaknya. Seperti halnya komputer, pikiran kita selalu siap melakukan apa saja yang kita perintahkan kepadanya, karena di dalamnya sudah ada program-program yang telah kita “install”. Kita tinggal “click” saja program tadi, maka itu akan jalan dengan sendirinya. Pikiran kita akan selalu patuh kepada kita. Oleh karena itu programlah pikiran kita dengan “software” kebahagiaan dan kesejahteraan, maka kita akan menikmati kesuksesan hidup. Penting untuk kita ketahui, semakin sering kita menggunakan pikiran, maka semakin kuatlah pikiran itu, baik untuk hal-hal positif yang menghasilkan sikap hidup positif, maupun pikiran digunakan untuk hal-hal negatif yang pasti akan menghasilkan sikap negatif.
Segalanya berawal dari pikiran
Oleh karena itu, hati-hatilah dengan pola pikir, karena akan menjadi sikap, sikap akan menentukan tindakan, tindakan yang diulang terus menerus akan menjadi kebiasaan, kebiasaan yang di lakukan bertahun-tahun akan menjadi karakter, dan karakter inilah yang menentukan sukses dan tidaknya seseorang. Ini berarti, manusia, satu-satunya makhluk yang memainkan peranan penting dalam menentukan kesuksesannya sendiri.
Hidup ini adalah rangkaian memilih, maka dapat kita gambarkan seperti ilustrasi berikut ini, dan anda bebas memilih...
Anda bebas memilih


Sisi Negatif
Orang yang berfikir negatif, akan malas berusaha, karena sudah pesimis lebih dulu
Orang yang berfikir negatif, akan malas berdoa, karena sudah tidak punya harapan dan prasangka buruk kepada Tuhan
Orang yang berfikir negatif akan gampang menyerah, karena tidak punya keyakinan
Kemungkinan untuk tertolong menjadi sangat kecil, karena ia tidak melakukan tindakan-tindakan positif

Sisi Positif

Orang yang berfikir positif, akan gigih berusaha, karena optimis
Orang yang berfikir positif akan rajin dan khusyu berdoa, karena punya harapan dan prasangka baik kepada Tuhan
Orang yang berfikir positif tidak mudah menyerah, karena punya keyakinan yang kuat
Kemungkinan tertolong menjadi lebih besar, karena ia melakukan tindakan-tindakan positif

Cerita inspiratif berikut ini akan melengkapi bagaimana pentingnya pikiran positif.
Jerry adalah seorang manager restoran. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, "Aku akan selalu melakukannya dengan berpikir positif!"
Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya. Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami. Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?" Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada seseorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya." "Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya, memang begitu," kata Jerry, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."
Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan. "Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup." "Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, "Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan." "Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!'
Ditengah tertawa mereka aku katakan, “Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati”. Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

Jurus-4 Formula 3S dan 7i

Jurus ini adalah kombinasi dari 3S, yaitu Syukur, Sabar dan Sholat, sedangkan 7i adalah Ilmu, Iman, Ikhtiar, Istighfar, Ihsan, Istiqomah, Ikhlas yang akan mampu menyelesaikan setiap masalah yang anda hadapi. Sebenarnya disinilah inti dari kehidupan. Kalau kombinasi ini diterapkan, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan.

Syukur adalah Azas Pertambahan
Kehidupan ini selalu di warnai dengan 2 (dua) hal pergantian, naik-turun, sehat–sakit, kaya-miskin, adalah hal-hal yang akan selalu di pergilirkan kepada kita. Ini sudah menjadi ketetapan Tuhan yang di sebut Sunatullah. Kalau anda tidak bisa menyikapi hidup ini dengan kacamata syukur, selamanya kita akan sulit untuk mendapatkan solusi (baca: jalan keluar).
Syukur sesungguhnya adalah azas pertambahan. Tuhan akan memberikan kepada kita sesuatu yang lebih baik, lebih banyak, kalau kita mau bersyukur. Syukurnya orang biasa adalah dengan memuji Tuhan, berhenti sampai di situ. Hanya dengan kata-kata Alhamdulillah.
Satu tingkat lebih tinggi adalah ia memanfaatkan pemberian Tuhan, untuk hal-hal yang baik yaitu ketaatan kepada Tuhan dan menolong sesama. Misalnya anda punya kendaraan, tidak hanya di pakai untuk ke kantor, juga mengantar tetangga yang sakit. Anda bersyukur punya kendaraan, naik jabatan, atau mencapai prestasi. Ini syukur karena di beri anugerah.
Tingkat lebih tinggi lagi adalah, anda bersyukur pada hal-hal yang belum anda miliki. Ini mungkin kedengaran agak “aneh” ya.. Tetapi inilah rahasianya. Kalau anda bersyukur dengan hal-hal yang belum anda miliki, Tuhan akan memberinya lebih dari yang anda minta. Mengapa demikian? Karena Tuhan sangat mengerti hati dan pikiran kita. Begitu kita bersyukur kepada hal-hal yang belum kita miliki, Tuhan sudah bisa menilai sampai dimana kualitas ruhani kita. Tuhan berfirman “HambaKu ini bersyukur dengan segala pemberianKu, yang belum Kuberikanpun, ia ridha (syukur), apa susahnya bagi diriKu untuk memberi lebih dari yang ia minta”. Itulah Tuhan. Selalu menguji terlebih dahulu kualitas ruhani kita. Seperti yang sudah saya jelaskan pada bab sebelumnya, kita diminta untuk berani memulai, dalam hal ini berani memulai untuk bersyukur. Syukur terhadap hal-hal yang belum diberikan Tuhan memiliki makna yang sangat dalam, artinya kita ridha dengan ketentuan pemberian Tuhan. Ini ilmu ikhlas. Nanti anda akan menemukan pembahasan khusus mengenai ikhlas. Syukur adalah tangga pertama menuju ikhlas atau syukur adalah anak dari sifat Ikhlas.
Tangga tertinggi dari syukur adalah syukur pada setiap kejadian. Diberi anugerah ia bersyukur, belum diberi anugerah, ia bersyukur, diberi musibahpun ia tetap bersyukur. Ini dimiliki oleh orang-orang yang benar-benar cinta kepada Allah, pertolongan Allah sangat dekat kepada orang-orang langka seperti ini. Ia digolongkan pada kekasih Allah. Bagi mereka yang dicari adalah ridha Allah, ia tidak lagi risau dengan atribut-atribut duniawi.
Bila anda ingin segera mendapatkan jalan keluar dari permasalahan dan mendapatkan pertolongan Allah, bersyukurlah, apapun yang sudah anda miliki, apapun yang belum anda miliki, dan apapun permasalahan yang sedang anda hadapi.

Sabar adalah Kendaraan yang Tidak Pernah Bisa dikalahkan
Sebagaimana yang sudah saya sampaikan pada pembahasan Pikiran dan Tindakan Positif, ia menghasilkan sikap sabar. Sabar itu bekingnya Allah. Kalau anda menghadapi masalah, misalnya sekawanan perampok, tetapi anda dikawal oleh pasukan yang sangat terlatih untuk menghadapi perampok, bagaimana perasaan anda? Pasti penuh percaya diri. Itu baru pada tingkatan manusia. Bagaimana kalau yang mengawal anda adalah malaikatnya Allah? Allah sendiri, derajatnya kholiq (pencipta diri kita), demikian tinggi, demikian agung, sampai rela menyertai makhluknya. Makhluk yang bagaimana yang disertai Allah? Khusus yang sabar. Maka orang yang sabar, bekingnya Allah.
“Sesungguhnya Aku (Allah) berserta orang-orang yang sabar”.
Bagaimana mungkin ia kalah dan tidak bisa menghadapi persoalan? Kata sebagian orang, sabar itu memang berat, tapi kalau kita pikir-pikir, terutama mengenai balasan Allah kepada orang yang sabar, yaitu Allah sendiri yang akan memback-up orang yang sabar, rasanya menjadi lebih ringan. Sebagian orang sering mengatakan, “Saya sebagai manusia sudah cukup sabar, tapi kesabaran saya ada batasnya”. Maaf mas, Allah tidak mau menyertai anda….Sabar yang bekingnya Allah, tidak mengenal batas…
Dalam Al Quran, Allah sendiri dengan jelas memerintahkan “Minta tolonglah dengan Sabar dan Sholat”. Sesungguhnya yang demikian itu berat, kecuali hamba-hambaKu yang Khusyu”. Siapa yang Khusyu? Yaitu Orang-orang yang yakin akan pertemuan dengan Allah dan mereka yakin akan kembali kepada Allah. Jelas sekali, orang yang yakin akan pertemuan dengan Allah, yaitu dengan sholat.
Pada suatu waktu, Nabi mengatakan dan mengulangnya 3 kali, “menakjubkan; menakjubkan ..menakjubkan…”. Para sahabat bertanya “siapa yang menakjubkan ya Nabi?”. Nabi menjawab, “Hati orang yang beriman, Apabila ditimpa musibah, ia bersabar, sabar adalah kebaikan, bila diberi nikmat, ia bersyukur, syukur adalah kebaikan”. Padahal kehidupan ini, selalu dalam 2 kondisi tersebut, mendapat nikmat atau tertimpa ujian. Senang-sedih, kaya-miskin, sehat-sakit, bukankan 2 hal ini yang selalu dipergilirkan? Bagi orang yang berfikir positif, apapun kondisinya, ia mampu melihat semua kejadian sebagai “tegur sapa” Tuhan untuk perbaikan kita. Bukankah kondisi seperti ini membuat hidup kita menjadi sangat indah dan bermakna?

Sholat adalah Jalur komunikasi Istimewa
Kalau anda punya masalah, inilah jalur komunikasi yang disiapkan Allah. Selain sholat wajib, cobalah anda sholat Tahajjud, ini jalur bebas hambatan. Sebenarnya sinyal-sinyal Ilahiyah untuk penyelesaian masalah, selalu dipancarkan kepada kita. Sayang, kita malah mematikan HP kita. Yang terdengar, telkomsel veronika. HP yang dimaksud adalah Hati dan Pikiran. Sholat berasal dari kata Sholla, artinya menyambungkan. Kita tahu, sebuah komputer biasa, kalau tersambung dengan Komputer Server yang canggih, pasti ia akan menjadi secanggih dan sekuat komputer server. Maka sering-seringlah menyambungkan dengan server Allah. Pasti akan ada jalan keluar dari masalah yang anda hadapi.
Melalui sholat inilah kita meminta pertolongan kepada Dzat yang Pasti Mau dan pasti Mampu. Di dunia ini kan kita temui dua jenis manusia. Yang satu jenis, sebenarnya mampu menolong, karena kebetulan dia diberi kekayaan, tetapi ia tidak mau (sudi) menolong kita. Yang jenis kedua, teman-teman kita sendiri yang sangat bersimpati dan peduli ke kita, tetapi sayang, ia tidak diberi kemampuan oleh Allah. Akhirnya cuma kata-kata kasihan, yang terucap. Maka saya berani menjamin 100%, karena saya sudah membuktikan melalui berbagai peristiwa yang saya alami, kalau orang mau dengan sungguh-sungguh menggunakan jalur komunikasi ini, sebenarnya akan lebih mudah menemukan solusi. Orang yang sukses dan berhasil menyelesaiakan masalah, ternyata adalah mereka yang punya hubungan ”khusus” dengan Allah, dan Sholat inilah salah satu diantaranya. Selamat mencoba.

Sedangkan 7i adalah sebagai berikut :

i-1 : ilmu, Syarat Pertama untuk Penyelesian Masalah
Kita mampu menapaki kehidupan ini dengan baik, bila kita mempunyai bekal ilmu. Tanpa ilmu, amal yang kita lakukan akan menjadi sia-sia. Meskipun ini bukan merupakan satu-satunya bekal, tetapi ilmu adalah salah satu sarana untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sekaligus menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Seorang yang ingin memperbaiki listrik, ia harus memiliki ilmu tentang listrik. Tanpa ilmu ini, akan sangat mungkin ”kesetrum” dan malah meninggal dunia.
Dalam segenap unsur kehidupan, kita memerlukan ilmu. Tuhan sendiri berjanji, mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, yaitu orang yang dengan ilmunya, akan menyebabkan dirinya semakin dekat kepada Tuhan. Ia semakin mengakui adanya kekuasaan Tuhan dan semakin berguna bagi sesama. Dalam Agama, menuntut ilmu menjadi kewajiban yang sama persis tingkatannya dengan kewajiban ibadah-ibadah yang lain. Ilmu adalah jembatan yang mengantarkan seseorang kepada kemaha-kuasaan Tuhan sebagai sumber ilmu itu sendiri. Maka perintah Tuhan yang pertama adalah “membaca” sebuah bukti yang teramat jelas kepada kita untuk belajar (baca: menuntut ilmu).
Ilmu diperlukan agar aplikasi bisa dijalankan dengan benar. Maka sebelum seseorang menerapkan aplikasi kehidupan (baca: beramal), ia harus terlebih dahulu mengerti ilmunya. Tentang ilmu, tidak sedikit orang yang menggunakan ilmu, justru untuk melawan Tuhan, dan menghancurkan manusia. Maka ilmu ibarat pisau, ia tergantung pemiliknya. Apakah akan digunakan untuk mengiris mangga, mengiris bawang atau malah untuk membunuh. Banyak juga orang yang berhenti sampai pada tataran ilmu, bukan diaplikasikan pada hal yang benar, malah hanya dipakai untuk kesombongan.

i-2 : iman, Tempat Bertumpunya Setiap Keberhasilan
Iman, dari sinilah segalanya bertumpu. Ibarat bangunan ia adalah fondasi, tempat bertumpunya segala pilar dan kerangka dari bangunan tersebut. Semakin tinggi bangunan gedung, semakin perlu kokohnya fondasi. Semakin tinggi dan mulia cita-cita kita, maka semakin perlu kokohnya iman di dalam diri. Sebagaimana kita ketahui, untuk mendirikan gedung-gedung tinggi, fondasinya dibuat dengan menggali lebih dalam ke bumi, artinya untuk mendapatkan iman yang kokoh, kita harus menggali potensi lebih dalam ke diri kita.
Ibarat kendaraan, ia adalah mesin penggerak (sumber energi), dimana dorongan hidup seseorang berasal. Iman adalah sumber motivasi bagi amal-amal. Perbedaan nilai amal seseorang, tergantung kekuatan imannya. Iman adalah ruh dari setiap amal.
Iman merupakan barometer (alat ukur) yang digunakan untuk mengukur derajat manusia dihadapan Tuhan. Karena lemahnya iman, sering orang beramal menjadi riya’ (pamer), dan itu menjadikan amal tidak bernilai apa-apa dihadapan Tuhan.
Iman juga merupakan sumber dari sifat-sifat kebaikan. Dari imanlah lahir sifat sabar, syukur, ikhlas, jujur dan sebagainya. Lihatlah yang dicontohkan para nabi dan rasul. Mengapa beliau bisa demikian sangat bersabar? Karena keimanan mereka.
Iman adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan. Dalam Al Quran disebutkan:
“Aku (Allah) akan memberikan ketenangan kepada jiwa kaum mukminin, atas keimanan mereka yang telah ada”.
Ayat ini jelas menunjukkan kepada kita bahwa, Allah akan memberikan ketenangan; kepada siapa? Yang beriman.
Iman juga berarti kepercayaan atau keyakinan itu sendiri. Keyakinan dan kepercayaan adalah sumber dari kesuksesan. Contoh sederhana adalah pesilat yang akan mematahkan besi, seperti telah saya sampaikan pada bagian sebelumnya. Menurut Gede Prama, keberhasilan maupun kegagalan adalah buah dari keyakinan seseorang. “Keberhasilan itu berawal dari keyakinan. Dan kita bisa mengubah banyak sekali hal lewat keyakinan,” katanya. “Saya mengenal banyak orang yang secara potensial biasa-biasa saja. Tapi karena didukung oleh yang namanya raksasa keyakinan, dia berhasil. Yang banyak terjadi adalah orang yang potensinya rendah tapi keyakinannya tinggi, dia berhasil. Sebaliknya ada orang yang potensinya tinggi tapi keyakinannya rendah, ya ndak berhasil,” ungkap Gede Prama.
Apabila seseorang telah beriman dengan benar, maka orang tersebut akan bersedia untuk melepaskan segala standar dirinya, berganti menjadi standar Ilahi. Iman menjadi suatu penyatuan kehendak, antara kehendak Allah dengan kehendak manusia. Tentu saja, kehendak kitalah yang menyesuaikan dengan kehendak Allah. Ia rela diatur oleh Allah, sebagai satu-satunya sumber kehidupan kita. Dari sinilah lahir prasangka baik kepada Allah, sebagai Dzat yang Maha mengatur. Dari prasangka baik inilah, lahir apa yang disebut pikiran dan tindakan positif, sebuah kendaraan yang mampu melintas dijalan kehidupan dan kesulitan, seberat apapun.
Iman juga merupakan payung dan benteng pertahanan dari kerapuhan jiwa. Ia penawar dari semua keputus-asaan, spirit bagi jiwa yang terkadang melemah. Dalam aplikasinya, iman adalah kesaksian, atas sesembahan tunggal, peniadaan semua ilah, kecuali Allah.
Iman memerlukan ilmu, supaya keimanan kita menjadi benar. Tanpa ilmu yang benar, keyakinan akan menjadi hal yang berbahaya. Misalnya keyakinan bahwa satu-satunya jalan jihad adalah harus dengan kekerasan. Ini bisa sangat menyesatkan dan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
Keyakinan juga tidak datang dengan sendirinya. Ia wajib diupayakan (di-ikhtiarkan). Saya akan bahas nanti pada bagian Ikhtiar. Iman memerlukan upaya penjagaan, dari gelombang turun naik, karena arus kehidupan dan berbagai kesulitan.
Iman merupakan pemancar frekwensi, yang mampu menangkap sinyal-sinyal ilahiyah, sekaligus menjadi penentu jarak antara makhluk dengan kholiq, makin tinggi frekuensi iman yang dipancarkan, maka ia bergerak mendekat kepada kholiq dan sebaliknya.
Iman adalah air bagi kehidupan. Mutlak diperlukan. Ia juga udara, sesuatu yang tidak terlihat, tetapi kita bisa merasakan akibat yang timbul. Seperti kita tidak bisa melihat angin, tetapi kita dapat mengetahui adanya angin, dari pohon yang bergerak.
Iman adalah registrasi, bukti pendaftaran kita kepada Allah. Seperti lomba lari, walapun anda sudah berpakaian olah raga lengkap, sudah mengetahui medan yang akan dilalui (baca : ilmu), dan anda juga sudah berlari dari garis start menuju garis finish (baca : ikhtiar), tanpa mendaftar (iman), panitia tidak akan menyatakan anda sebagai pemenang, sekalipun anda paling cepat mencapai garis finish. Itulah Iman, anda harus registrasi dulu.
Ibarat sebuah komputer, ia adalah processornya. Pusat dari segala aktifitas. Processor inilah yang mengolah, mengendalikan, memerintah dan mengkoordinasikan unit-unit lain untuk bekerja.
Iman berbanding lurus dengan ujian. Makin tinggi iman, makin berat ujian yang harus dihadapi. Maka dalam Al Qur'an, jangan kalian mengaku beriman, sebelum Aku (Allah) datangkan ujian, sehingga ujian adalah wujud penghormatan kepada diri kita dan keimanan kita, seperti yang sudah dibahas pada bagian terdahulu.
Iman adalah hilangnya rasa takut kepada siapapun, kecuali kepada Allah SWT. Iman adalah berani karena benar, bukan berani karena “merasa” benar. Ini juga harus hati-hati, karena sering terjadi pemahaman yang keliru.
Iman adalah menempatkan cinta kepada Allah dan rasulnya sebagai urutan yang pertama dan utama, dan cinta kepada yang lain tak akan melampauinya. Kita mencintai siapapun karena Allah, kita mencintai orang-orang yang taat kepadaNya, kita mengajak kepada orang yang belum taat, supaya taat kepada Allah. Ternyata cinta kepada selain Allah, yang tidak berdasar karena cinta kepada Allah (lillahi ta'ala), akan lemah dan akan menimbulkan kekecewaan. Sebagai contoh, kita mencintai istri, hanya karena kecantikan, maka kita akan kecewa, begitu istri kita bertambah umur, kecantikan akan memudar. Maka, mulai saat ini, cintailah istri atau suami kita karena Allah, maka kita akan bahagia.
Iman adalah hilangnya seluruh harapan, kecuali kepada Allah. Ia lebih mengandalkan apapun yang di tangan Allah, daripada yang ditangan siapapun. Ia tidak bangga dengan apa-apa yang ditangannya, tidak terlalu bersedih dengan apa-apa yang lepas dari tangannya, dan sekali lagi, yang di tangan Allah lebih kita andalkan daripada yang di tangan siapapun.
Iman dalah menempuh jalan yang ditempuh para nabi dan para rasul, dan rela tidak menempuh jalan lain, walaupun jalan lain lebih kelihatan menggiurkan.
Iman adalah bergetarnya hati, bila disebut nama Allah, bertambah keyakinan apabila dibacakan ayat-ayatnya, sehingga mereka mengerjakan amal shaleh dengan tulus ikhlas.
Iman adalah kesadaran untuk berbagi dengan sesama, karena ia yakin, mereka semua adalah makhluk Allah yang wajib kita kasihi.
Mengapa saya menjelaskan (mendefinisikan iman) terus menerus? Ya, karena iman inilah fondasinya. Begitu anda salah mendefinisikan (menafsirkan), maka seluruh aktifitas yang anda lakukan akan dikalikan nol oleh Allah. Bagaimana aplikasi iman untuk menjawab persoalan sehari-hari? Contoh paling nyata adalah ketika penulis masih menjadi wiraswastawan. Dalam keyakinan (baca: iman) penulis, untuk mencapi sukses, kita harus usaha dengan skala yang wah (baca:besar-besar). Padahal ternyata usaha itu bergantung pada ridha Allah. Betapa banyak usaha yang terlihat kecil, misalnya jualan sayur, bisa membiayai anaknya sampai jadi sarjana, bisa naik haji dan mereka hidup bahagia, karena Allah ridha. Maka penulis pernah mendapat sms dari sahabat sekaligus guru kehidupan yang berbunyi “semua sudah ada takarannya, kalau kita terus memaksa, akibatnya akan tumpah”.

i-3 : ikhtiar, Hukum Sebab Akibat yang Mesti Terjadi
Inilah aplikasi dari ilmu dan iman. Setelah seseorang mempunyai ilmu dan memiliki iman, secara otomatis ia akan berikhtiar. Ikhtiar adalah penerapan hukum sebab akibat yang telah digariskan Allah. Jadi secara sederhana, kita wajib ikhtiar dengan sungguh-sungguh, dengan ilmu dan iman yang benar, nanti Allah akan mensukseskannya. Jadi seperti yang telah saya kemukakan di depan, yang penting kita mulai dengan ikhtiar, setelah itu, Allah yang akan menyelesaikan. Tanpa anda mulai untuk berikhtiar, Tuhan tidak akan mengubah anda.
Lihatkah jejak para rasul, para sahabat. Mereka demikian sangat gigih berikhtiar, dengan ilmu dan iman yang benar, dengan mengharap hanya satu, ridha ilahi. Sahabat Ali kw, tangannya sampai melepuh karena ikhtiar, membantu mengambilkan air tetangganya, untuk mendapatkan segenggam kurma. Sahabat Umar bin Khattab, sangat marah kepada orang-orang yang tidak mau berikhtiar, hanya duduk-duduk di masjid, dan keperluan mereka ditopang orang lain.
Menurut cerita dan kesaksian para ahli, sebenarnya di dunia ini tidak ada orang yang gagal, kegagalan mereka disebabkan hanya karena lebih cepat berhenti berikhtiar sebelum waktunya. Ilustrasi sederhananya adalah, ada seseorang yang sedang melakukan penggalian untuk mendapatkan emas. Ia sudah menggali 500m, tetapi belum mendapatkan hasil. Ia terus menggali hingga kedalaman 700m. Ia putus asa dan berhenti. Padahal kandungan emas ternyata 50m berikutnya. Itulah orang yang gagal, berhenti lebih cepat.
Saya berani menulis ini, karena saya sudah mencoba mengaplikasikan. Jadi apapun yang saya bagi kepada anda, terlebih dahulu saya implementasikan. Artinya, saya tidak hanya “bicara” melalui tulisan ini, tapi mengamalkan. Semangat berbagi ini, ibarat saya jalan duluan, saya memberi rambu kepada anda, supaya tidak terjerembab di jurang, dan kalau jalan berikutnya ternyata mulus, saya akan memberi aba-aba kepada anda untuk mempercepat langkah anda.
Ikhtiar yang baik adalah ikhtiar yang membuat anda lebih dekat kepada Allah. Bahkan melibatkan Allah dalam setiap ikhtiar anda. Sebelum bekerja, mengapa anda tidak sholat dhuha dulu atau memberi sedekah kepada fakir miskin? Jadi jangan harap anda sukses, kalau usaha anda makin menjauhkan diri anda dari Allah. Kalau rapat-rapat di kantor membuat anda menjadi tidak sholat dhuhur, ashar ”bablas”, maghrib tak sempat, dan isya-pun ketiduran karena capai. Kalaupun anda diberi kemudahan pada awalnya, itu hanya sementara, pada akhirnya anda akan gagal. Penulis berani bersumpah, Demi Allah tidak akan berhasil.
Jadi apapun usaha anda, ikhtiar anda, jangan sampai lalai dari mengingat Allah. Demikian banyak rintangan, godaan dan tantangan, saya tahu, tetapi itu semua hanya untuk menguji sampai dimana kesungguhan anda. Banyak kegagalan karena kita tidak sungguh-sungguh dan disiplin. Kalau kita membaca cerita-cerita sukses, betapa mereka gigih dan pantang menyerah. Berapa kali Thomas Alfa Edison gagal? Ribuan kali. Kita kadang berdecak kagum pada kesuksesan seseorang, padahal kita tidak tahu bagaimana disiplin dan gigihnya berlatih. Kita hanya tahu di hari kemenangan seorang petinju atau pelari, kita tidak pernah mau belajar dari kegigihan mereka berlatih.
Ibarat perjalanan, ikhtiar adalah jalan yang mendaki, sekaligus menurun tajam. Maka orang-orang yang menggunakan ukuran dunia sebagai lambang kesuksesan, sesungguhnya tidak pernah akan mendapatkan kesuksesan sejati. Untuk ini saya ingin menyampaikan kepada anda, gunakan kacamata ilahiyah. Coba anda renungkan, orang yang niat dan tekadnya lurus, ia berikhtiar dengan sungguh-sungguh, berdoa dengan khusyu kepada Allah, kemudian menerima dengan ikhlas segala ketentuanNya, saya ingin bertanya, apakah orang ini gagal dimata Allah? Pasti orang ini mendapat point dimata Allah. Pertanyaan berikutnya, jadi gagalnya dimana? Kalau menggunakan sistem dan kacamata Ilahi, sebenarnya tidak ada kegagalan. Bukankah yang kita kumpulkan adalah nilai di mata Allah, bukan dimata manusia? Jadi bila kita sudah niat lurus, ikhtiar sungguh-sungguh (dengan ilmu dan iman), berdoa dengan khusyu dan tawadhu, kemudian ikhlas menerima apapun yang diberikan olehNya, inilah sukses. Karena kita sudah mendapat poin di mata Allah. Jadi untuk orang dengan sikap ini tidak mengenal kata gagal. Gagal adalah mereka yang tidak pernah punya niat dan tekad yang lurus, tidak mau usaha sungguh-sungguh, tidak mau berdoa dengan khusyu dan tidak pernah puas dengan apa yang diberikan Tuhan kepadanya. Itulah kegagalan yang sesungguhnya.

i-4 : istighfar, Media Evaluasi
Istighfar yang saya maksud disini adalah bukan hanya membaca “Astaghfirullahal 'adzim”. Maksud yang lebih dalam adalah bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Di tengah perjalanan ikhtiar, kita sangat mungkin bertemu dengan jalan yang ternyata keliru. Istighfar adalah kembali kepada jalan Ilahi. Bagi para ahli hikmah, taubat adalah jalan pertama dan utama, sekaligus jalan akhir menuju Allah. Di dunia ini, siapa sih yang tidak pernah salah atau keliru? Mungkin hanya para rasul yang terjaga. Bahkan nabi-pun, seperti nabi Adam, juga mengalami kekeliruan. Kadang Tuhan membimbing kita melalui tindakan kita yang keliru. Kita menjadi sadar dan insyaf untuk kembali pada jalanNya. Sifat Allah SWT diantaranya Maha Pengampun (Ghofur). Sifat ini akan berfungsi kalau ada hamba-hambaNya yang salah/keliru. Ampunan Allah pasti lebih besar dari dosa-dosa kita. Jadi semua dosa sesungguhnya akan ”tenggelam” dalam ampunan Allah, selama hamba tersebut bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Kepada suadara-sadaraku yang berada di ambang keputus-asaan, atau sedang dilanda berbagai kegagalan, kesakitan, kehampaan, kegelapan atau di tebing kesengsaraan. Pesan pertama yang ingin saya tegaskan adalah “JANGAN PUTUS ASA”, semua persoalan yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya. Tidak ada yang namanya jalan buntu, kecuali kita sudah dibungkus kain kafan. Semua dosa, sangat mungkin terampuni, selama nyawa belum di tenggorokan atau matahari terbit dari barat. Jadi menurut teman saya, putus asa adalah “embahnya dosa”.
Sebenarnya kita bergerak dari masa lalu, menuju masa kini dan masa yang akan datang. Bagaimana kita meraih masa lalu? Masa lalu tidak dapat diraih kembali. Ia hanya bisa “diambil hikmahnya” dan kalau itu kesalahan, hanya bisa di-”istighfari”. Itulah sikap terbaik kepada masa lalu. Maka i yang keempat ini menjadi syarat penting bagi kesuksesan dan penyelesaian masalah. Kalau anda sedang banyak mengalami kegagalan, cobalah bertaubat, istighfar, memohon ampun dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Mungkin pola pikir kita, iman dan ilmu kita yang belum cukup, atau ikhtiar kita yang keliru. Maka jangan pernah bosan untuk memohon ampun kepada Allah. Rasul saja, yang dijamin segala-galanya oleh Allah, selalu memohon ampun dengan istighfar lebih dari 70 kali. Apalagi kita manusia biasa yang masih belajar, tentu banyak sekali kelirunya. Jadi jangan keras kepala, menganggap diri kita selalu benar. Inilah awal kehancuran.
Rasul menjamin kepada orang-orang yang selalu mohon ampun kepada Allah, akan dibukakan jalan keluar dalam setiap masalah. Mengakui akan kekeliruan adalah bukti bahwa kita rendah hati. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang sukses selalu memiliki sikap rendah hati.

i-5 : ihsan, Ilmu Menghadirkan
Secara sederhana ihsan adalah ilmu “menghadirkan”. Menghadirkan Allah dalam setiap amal perbuatan kita. Beribadahlah seolah-olah engkau melihat Allah, dan jika kamu tidak mampu melihatNya, yakinlah bahwa Allah melihatmu. Ini yang saya sebut ilmu menghadirkan. Waktu kita masih kecil, kita sering diberi pengertian tentang roqib-atid, malaikat yang mencatat amal baik dan amal buruk. Yang terbayang di kita adalah catatan seperti buku. Apalagi kalau kita membayangkan malaikat mencatatnya seperti kita mencatat. Pasti banyak yang ketinggalan. Tapi sekarang, dengan kemajuan teknologi, lihatlah audio-visual. Paradigma kita tentang catatan akan berubah. Kita menjadi yakin, tidak mungkin ada yang tertinggal. Gambar dan suara akan tercatat dengan sangat rapi, dan tak ada sedetikpun yang bakal terlewat.
Ihsan ini, dalam kehidupan sehari-hari, bisa menjadi “tawasul” (jalan) memohon pertolongan kepada Allah. Anda pasti sudah mendengar cerita 3 pemuda yang terperangkap di gua yang tertutup batu. Bagaimana ketiga pemuda itu mendapat pertolongan Allah? Mereka menyeru kepada Allah dengan amal-amal mereka. Amal kebaikan mereka (ihsan), digunakan sebagai jalan untuk mendapat pertolongan Allah. Secara sederhana, dapat kita analogikan dengan tabungan. Kita bisa menarik tabungan dari rekening kita. Seringnya kita tidak punya tabungan, tapi mau menarik uang. Kita ingin dapat syafaat nabi, tapi tidak pernah sholawat.
Ingin mendapat pertolongan Allah? Lihat diri anda ketika sendirian, tidak ada orang lain yang melihat. Dan saat itu anda sedang digoda, mungkin perempuan cantik, atau apapun bentuk kemaksiatan yang lain. Apakah anda mampu melawan godaan itu seperti nabi Yusuf? Kalau anda diberi kemampuan oleh Allah untuk tidak tergoda, bersyukurlah, insya Allah anda ihsan. Mintalah pertolongan Allah dengan ihsan anda. Pernah penulis mampu melewati godaan semacam itu. Kenapa saya bisa kuat? Karena kebetulan, wanita yang menggoda, menurut saya ketika itu tidak terlalu cantik..he..he.. maaf, ini bukan ihsan. Jadi tidak bisa dijadikan tawasul.
Inti dari ihsan adalah, anda beramal sebanyak-banyaknya, sebagai tabungan, dan ketika anda menghadapi persoalan, anda bebas menentukan pilihan, menarik tabungan anda, atau melewati dengan mengharap tabungan akhirat. Tentu saja amal yang disertai dengan ikhlas.

i-6 : istiqomah, Kepastian Akan Kemenangan
Istiqomah adalah orang yang selalu konsisten, membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Istiqomah adalah pertambahan, peningkatan yang terus menerus. Tuhan sangat mencintai segala amal, walaupun kecil tapi dilakukan dengan istiqomah. Sebagian besar usaha kita menyelesaikan masalah menjadi gagal, karena kita belum bisa istiqomah. Kalau lagi mood (baca: rajin), kita bekerja atau beribadah luar biasa. Kita “ngamuk” sholat tahajjud semalam suntuk. Tapi hanya 1 atau 2 malam. Giliran doa kita belum terjawab, atau ikhtiar belum membuahkan hasil, kita langsung berhenti total. Kita baru bisa istiqomah khusus pada ibadah yang satu itu. Bagi yang sudah menikah, itu lho hubungan suami istri.... he..he.. Ada lagi yang lain, ini bukan ibadah, tapi kita istiqomah banget, “nonton sinetron”. Ibadah yang lain, kita banyak bolongnya. Usaha apapun, kita cenderung tidak fokus, tidak gigih. Kita terkenal dengan malasnya, “ngaretnya” dan sama sekali tidak menghargai waktu. Penulis pernah bekerja di perusahaan Jepang, mereka “menghina” kita dengan mengatakan, “silahkan orang Indonesia pindah ke Jepang, bawa seluruh barang-barang yang dimiliki, dan orang Jepang pindah ke Indonesia, pakai celana kolor saja, maka dalam waktu kurang dari 5 tahun, Indonesia akan lebih maju dari Jepang”. Itulah wajah kita.
Lihatlah para sahabat. Bilal r.a, sahabat rasul yang berkulit hitam itu, terompahnya terdengar di surga, karena istiqomah sholat syukrul wudhu. Hanya 2 rakaat, tapi istiqomah. Kadang istiqomah adalah amal yang tidak perlu spektakuler, tapi konsisten. Syukur kalau kita bisa melakukan hal besar dan istiqomah, itu pasti sangat baik. Minimal kita melakukan hal-hal kecil, dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang, tapi istiqomah, begitu kata Aa Gym.
Sebenarnya inti agama setelah iman ya istiqomah, kemudian ihsan dan ikhlas. Nanti saya akan bahas tentang ikhlas setelah i yang ke enam, yaitu ihsan.

i-7: Ikhlas, Kesuksesan Tak Tertandingi
Ikhlas adalah amal yang disertai pamrih. Eit.. nanti dulu, pamrihnya hanya kepada Allah. Dan pamrihnya juga sebaiknya bukan karena ancaman neraka atau pahala syurga. Pamrihnya adalah ridha Ilahi. Ridha Ilahi dasarnya adalah cinta. Inilah ikhlas. Biar agak mudah memahami ikhlas, ijinkan saya membuat perumpamaan. Walaupun tidak persis, minimal mendekati. Ikhlas adalah seperti istri yang mengabdi kepada suami, bukan karena takut dipukul, atau tidak diberi uang belanja, tapi ia mengabdi dan melayani suami, karena rasa cinta.
Ikhlas adalah ketika ilmu yang terus menerus kita dapatkan, kita amalkan dengan penuh keimanan, dengan ikhtiar maksimal dan istighfar yang sungguh-sungguh, kemudian dengan lapang dada kita terima dengan rasa syukur dan suka cita, apapun yang menjadi ketentuan Allah.
Ada yang mengatakan, semua orang akan celaka, kecuali yang berilmu, semua yang berilmu akan celaka kecuali yang diamalkan dengan penuh keimanan, dan semua yang beramal (ihsan) akan merugi, kecuali yang itiqomah, dan semua yang istiqomah akan menyesal, kecuali yang ikhlas.
Meminjam istilah Gede Prama, tidak ada satupun persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan keikhlasan di hadapan Tuhan. Dalam relung-relung hati yang paling dalam, semua persoalan akan terjawab dengan titik tertinggi ikhlas.
Maaf, ikhlas tidak bisa distimulus dengan musik, ataupun suara-suara yang didesign sedemikian rupa, seolah-olah batin kita tenang dan kemudian timbul rasa ikhlas. Ikhlas hanya bisa distimulus dengan Al Quran, Sunnah Rasul dan penerapan yang istiqomah.
Ijinkalah saya berbagi dengan cerita inspiratif berikut ini :
Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.
Tapi... dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji: Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya :
"Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas. Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten...
"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?" Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya."Terima kasih ..., Ibu".
Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata Ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak.
Setiap malam sebelum tidur, Ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya "Anisa..., Anisa sayang ngga sama Ayah ?"
"Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah!" "Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu... ""Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga". "Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.
Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah ?" "Ayah, Ayah tahu kan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah ?". "Kalau begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu." "Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.." Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain. Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk diatas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. Dari matanya, mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya..."Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?" Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya "Kalau Ayah mau... ambillah kalung Anisa" Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa.
Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih... sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa...
"Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan rusak, walaupun terkena air" Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.
Demikian pula halnya dengan ALLAH. Terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa: Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan (memberikan kepada orang yang membutuhkan), baik itu berupa harta ataupun orang yang kita kasihi (kematian).
Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita HARUS yakin tidak akan ALLAH mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Bila anda sedang menghadapi masalah berat, cobalah kombinasi formula 3s-7i. Dalam Bab-bab berikutnya saya akan coba aplikasikan lebih intens. Selamat meneruskan...

Jurus-5 Mengaplikasikan Formula 3S dan 7i

Setelah anda memahami 3s dan 7i, sekarang saatnya anda aplikasikan. Ilmu tak ada gunanya tanpa praktek. Sebelum praktek, saya berpesan, walaupun yang saya tulis ini mungkin anda rasakan “aneh” atau asing, tetapi cobalah untuk dipraktekkan. Saya jamin anda tidak akan kehilangan apapun, malah akan mendapatkan banyak hal baru yang bisa langsung anda nikmati. Tidak ada salahnya anda mencoba, dan merasakan manfaatnya dalam beberapa hari. Pada bagian ini saya bagi menjadi dua: Praktek Umum dan Khusus.
Praktek umum ditujukan kepada anda yang tidak sedang menghadapi masalah yang terlalu berat, tetapi anda ingin mendapatkan suasana hati lebih nyaman, pikiran fokus, dan anda ingin meningkatkan semangat dan performance (baca:kemampuan) diri.
Praktek Khusus ditujukan kepada anda yang memang sedang menghadapi masalah berat, dengan beberapa contoh permasalahan, akan saya coba berikan solusinya. Walaupun tidak semua kasus, tetapi pasti ada kemiripan yang bisa anda praktekkan.
Saya mulai dengan Praktek Umum, mohon lakukan ini dengan sepenuh hati, ikhlas dan rutin (istiqomah).
Sebelum anda tidur (menjelang anda tidur maksudnya), bacalah doa sesuai agama anda. Kemudian anda membaca kalimat ini, tidak boleh dalam hati, harus terdengar di telinga anda

“Terima kasih ya Tuhan, Engkau masih memberikan kehidupan kepadaku hari ini, apapun yang terjadi, aku ikhlas. Aku memaafkan semua orang yang menyakitiku, sebagaimana aku juga ingin diampuni olehMu. Aku tidak akan iri hati kepada siapapun atas karuniaMu kepada mereka. Aku mohon kekuatan kepadaMu, agar esok aku bisa berbuat yang lebih baik dari hari ini”.

Jangan menganggap ini sepele. Kalau anda praktekkan dengan sungguh-sungguh, secara konsisten dalam 2 minggu, akan anda rasakan sesuatu yang lain di diri anda. Dengan ijin Allah, bagi ibu-ibu, remaja putri atau siapapun, wajah anda akan terlihat lebih cerah. Akan ada inner beauty memancar di diri anda. Ini bukan omong kosong. Coba anda praktekkan. Bagi Bapak-bapak dan remaja putra, anda akan terlihat lebih teduh, lebih kharismatik. Tapi bukan untuk nikah lagi ya... he..he...
Setelah bangun tidur, sebelum anda melakukan apapun, duduk, baca doa sesuai agama anda masing-masing dan baca kalimat ini

“Terima kasih yaa Tuhan, Engkau masih memberikan kehidupan kepadaku, artinya Engkau masih memberi kesempatan kepadaku untuk menjadi lebih baik, lebih bijak dan lebih arif dalam menjalani kehidupan ini. Dengan memohon kekuatan dariMu, aku bertekad menjadikan hari ini lebih baik”.

Mengucapkan kalimat inipun harus dengan keyakinan (iman), dengan ikhlas dan kontinu (istiqomah). Kalau anda sudah praktek ini secara benar, sebelum tidur dan setelah bangun tidur selama 2 minggu, dan anda belum memperoleh perubahan apa-apa, silahkan kirim e mail. Ini alamat e mail saya
(penuturkehidupan@yahoo.com).
Saya punya terapi lagi, yang akan mengubah paradigma diri anda. Yang saya tulis ini, adalah gambaran tentang diri anda yang sesungguhnya. Baca paragraf-paragraf berikut ini dengan suara yang agak keras, dan jangan dengarkan kata-kata orang lain tentang diri anda, terutama kata-kata negatif tentang anda. Gambaran saya tentang diri anda inilah yang benar, walaupun saya belum pernah ketemu anda. Lho kok bisa? Iya, ini kebenaran yang sudah dibuktikan oleh berjuta-juta orang. Jadi pasti lebih bisa dijamin kebenarannya.
Inilah beberapa kalimat yang dimaksud :

Secara keseluruhan aku adalah seseorang yang diciptakan Tuhan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, penuh dengan kesuksesan, kebahagiaan, dan semangat. Tuhan menciptakan diriku dengan bentuk yang sebaik-baiknya, dengan misi sukses dan dapat memberi manfaat bagi orang lain.
Aku adalah seseorang yang luar biasa, tidak ada seorangpun dalam sejarah kehidupan manusia yang persis seperti aku, atau dapat menggantikan posisiku. Aku memiliki bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan terpendam yang menakjub-kan, yang jika digali dan dipergunakan dengan benar akan menghantarkan aku, pada apapun yang aku inginkan di dalam kehidupan di dunia ini.
Aku hidup pada masa yang paling hebat di sepanjang sejarah manusia. Aku dikelilingi oleh banyak sekali peluang yang dapat aku manfaatkan untuk meraih impian-impianku. Satu-satunya batas nyata yang dapat menghalangiku memperoleh apapun yang menjadi cita-citaku, adalah batasan-batasan yang terdapat dalam diriku, hasil pikiran-pikiranku sendiri yang kurang tepat. Kalau aku mau merubah cara berfikir dan bertindak lebih positif, menerapkan formula 3S dan 7i, maka masa depanku sebenarnya terbuka lebar, nyaris tak terbatas. Aku akan mampu menyelesaikan, apapun persoalan yang kuhadapi.

Baca kalimat-kalimat tersebut berulang-ulang, resapi maknanya dan jangan bosan. Mungkin sementara ini anda belum yakin, tapi inilah yang paling mendekati kebenaran tentang diri anda. Rasakan keajaiban ini dalam 40 hari.
Tetangga anda mungkin menganggap ini aneh, tapi anda harus bersabar, nanti kalau ini benar-benar telah merubah diri anda, barulah tetangga anda akan datang dan meminta resepnya.
Oh ya, saya belum menjelaskan terapi khusus kepada anda. Inilah beberapa contoh terapi khusus, tapi jangan lupa terapi umumnya juga dipraktekkan dulu.
Langkah pertama untuk membangkitkan energi positif (kekuatan) adalah dengan kata-kata positif (kalimat positif), contoh :

“Meskipun aku belum mendapat pekerjaan, aku terima dengan ikhlas Ya Allah, aku mohon diberi kekuatan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik”.
Ini hanya sebagai contoh sederhana, anda dapat merangkainya sendiri dengan kalimat:
“Meskipun aku …………(sebut penderitaan yang sedang anda alami), tetapi aku ikhlas Yaa Allah, aku mohon…… (sebutkan permohonan anda)”

Contoh orang yang sedang dililit hutang :
“Meskipun saya sedang dililit hutang, tetapi saya ikhlas Yaa Allah, saya mohon kepadaMu, agar diberi kekuatan dan kemudahan rizki, sehingga mampu membayar hutang.”

Hayati kalimat-kalimat tersebut dengan penuh keyakinan (baca : iman), ikuti dengan ikhtiar, menambah ilmu, berbuat baiklah dengan semua orang (ihsan), walaupun mungkin sekedar tenaga, kemudian perbanyaklah istigfar, jangan bosan dan putus asa (istiqomah), dan ikhlaskan dengan semua yang telah terjadi. Bermohonlah agar Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dampak dari kalimat tersebut luar biasa. Anda boleh praktekkan sekarang. Menerima kenyataan, adalah hal paling berat, dan awali dengan rangkaian kalimat tersebut :

Meskipun/walaupun aku …………(keadaan anda sekarang), tetapi saya ikhlas Yaa Allah, saya mohon ……………………(keadaan yang anda inginkan)

Kelimat ini saya pelajari dari buku SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technics) karya Mas Faiz Zainuddin, dan telah dibuktikan oleh beratus ribu orang, sangat efektif membangkitkan energi positif di dalam diri kita.

Langkah kedua adalah, anda tidak boleh menunda-nunda untuk mengucapkan kalimat tersebut, lakukanlah sekarang. Dalam bahasa Inggris langkah kedua ini adalah present tense, atau sekarang.
Apabila kita ingin berhasil/meraih sesuatu, menunda-nunda adalah sifat manusia yang harus segera dihilangkan dalam diri kita. Menunda adalah musuh kita yang akan mencuri keberhasilan kita. Maka jangan tunda lagi, segera anda bersuci, duduk dan ucapkan kalimat seperti yang telah saya contohkan sesuai dengan kondisi anda. Lakukan dengan penghayatan dan ikhlaskan semua yang telah terjadi. Mohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Allah, tidak ada doa yang tidak dikabulkan selama doa itu untuk kebaikan. Kadang Allah mengabulkan di dunia, dan pasti di akherat. Berdoa itu sendiri adalah perintah Allah, jadi Allah sendiri akan menjamin doa itu. Secara akal sehat, mungkinkah ada perintah Allah yang sia-sia? Itu berarti kalau doa adalah perintah Allah, mungkinkah doa itu sia-sia?
Maka jangan bosan untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah. Ketuklah pintu ampunan Allah dalam keadaan apapun.

Langkah ketiga adalah, diulang secara kontinyu dan konsisten. Artinya kita harus mengulang kalimat-kalimat tersebut secara rutin, misalnya 3 x sehari dan berturut-turut setiap hari. Jadikan ini sebagai menu wajib sehari-hari, dalam bahasa asing kita harus persistant. Mengapa demikian? Karena alam bawah sadar kita hanya bisa diprogram ulang melalui kalimat yang diulang terus menerus. Hal ini cocok dan tepat sekali dengan perintah dzikir, diulang beberapa kali. Setelah kita sholat wajib, misalnya kita membaca kalimat subhanallah 33 x. Perintah tersebut pada intinya adalah memprogram ulang diri kita dengan kalimat-kalimat positif. Ingat, kalimat positif akan membangkitkan energi positif. Jadi langkah ketiga ini adalah mengulang kalimat-kalimat positif yang telah anda susun, secara konsisten dan kontinyu. Kalimat positif mampu menembus alam bawah sadar kita, bila diucapkan dengan penuh pengayatan (iman) dan terus menerus diperdengarkan dalam diri kita.

Langkah keempat, adalah penghayatan
Dalam mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, lakukan dengan sepenuh hati. Dalam bahasa inggris disebut passion, artinya sepenuh hati. Hayati maknanya, mohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Allah, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Sebesar apa keyakinan kita, sebesar itu pula Tuhan akan memberi. Rangkain langkah-langkah ini, saya ambil intisarinya dari buku ”Self Management, Guru Terbaik, Sekaligus Musuh Terbesar Manusia” karya dua sahabat saya, Bapak Aribowo S. Adhi dan Bapak Marlan Mardiyanto.

Jurus-6 Berbagai Masalah Spesifik yang Mungkin Sedang Anda Hadapi

Beberapa contoh kondisi-kondisi yang spesifik mungkin sedang anda hadapi saat ini :

Bagi yang Sedang Sakit
Bagi anda yang sedang sakit, anda dapat memilih apakah berfikir dan bertidak positif atau justru sebaliknya. Bagi yang berfikir dan bertindak positif, sakit adalah kondisi supaya kita lebih banyak istirahat, lebih banyak berdoa, lebih banyak bersyukur ketika sehat, lebih banyak mendekat kepadaNya. Bahkan Tuhan berfirman, bahwa sakit bila diterima dengan ikhlas, adalah sarana untuk menggugurkan dosa-dosa kita, tentu saja setelah kita bertindak positif yaitu dengan ikhtiar maksimal untuk mendapatkan kesembuhan.
Penelitian di dunia kedokteran modern akhir-akhir ini, menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit, timbul dari sikap mental yang keliru, pola hidup yang salah dan jiwa yang gelisah. Maka jalan terbaik adalah dengan pembenahan sikap mental terlebih dahulu, disusul dengan pengobatan medis, artinya bahwa sikap mental positif sangat penting dan justru membantu penyembuhan. Sikap mental positif yang harus dikembangkan adalah:
Menerima dengan tulus ikhlas, bahwa setiap manusia pasti pernah sakit, sambil terus berupaya dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan penanganan medis. Sikap ikhlas ini sangat membantu proses kesembuhan dan ini sudah dibuktikan oleh dunia kedokteran modern. Sebagian penyakit sulit disembuhkan karena si penderita tidak bisa menerima kesakitan dengan ikhlas.
Kikislah dan hilangkan rasa amarah, dendam, iri hati dan dengki kepada siapapun, termasuk orang yang pernah menyakiti kita sekalipun. Pemberian maaf lahir bathin juga sangat membantu kesembuhan. Penelitian yang dilakukan oleh dunia kedokteran modern menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit justru berawal dari rasa amarah dan si penderita tidak memaafkan atau masih menyimpan rasa dendam kepada orang lain. Orang bijak mengatakan ”memaafkan adalah seperti membebaskan tawanan, setelah proses pembebasan tawanan tersebut dilaksanakan, barulah kita menyadari bahwa ternyata tawanan itu adalah diri kita sendiri”
Bermohonlah dengan segenap hati dan pikiran kepada Tuhan, supaya penyakit-penyakit kita dihilangkan, tidak hanya penyakit jasmani, tetapi juga penyakit-penyakit ruhani. Iri hati, dengki, dendam dan sebagainya, adalah contoh-contoh penyakit ruhani yang harus segera kita kikis dalam diri kita.
Cerita inspiratif berikut ini akan sangat membantu kita untuk lebih ikhlas menerima kesakitan, tentu saja sambil terus berupaya semaksimal mungkin.
Dahulu kala, hiduplah dua orang raja yang kerajaannya saling bersebelahan. Sebut saja raja A dan raja B. Raja A dikenal baik hati dan memerintah dengan sangat arif. Raja B dikenal dengan kejahatan dan kelalimannya. Kedua raja ini menderita penyakit yang sama, obatnya berasal dari minyak ikan yang hidup di dasar samudera dan hanya setahun sekali ikan-ikan ini naik ke permukaan. Pada saat raja A menderita sakit, Tuhan tidak mengirim ikan-ikan yang minyaknya dapat dijadikan obat ini, naik ke permukaan laut. Sehingga Raja A, belum sembuh. Sebaliknya, ketika Raja B sakit, Tuhan malah menggiring ikan-ikan ini naik ke permukaan laut sehingga nelayan mudah menangkapnya dan raja B menjadi sembuh.
Fenomena apakah ini? Raja yang memerintah dengan arif dan bijaksana malah belum sembuh, sementara raja yang lalim malah diberikan kesembuhan? Melalui mimpi seseorang yang bijak, terungkaplah rahasia Tuhan. Sengaja Tuhan belum memberi kesembuhan kepada Raja A yang baik, karena raja A pernah sekali berbuat kesalahan. Tuhan ingin menghapus kesalahan raja A melalui kesakitan yang ia derita, supaya ketika raja A menghadap Tuhan, raja A telah bersih dari segala kesalahan, dan ia datang kepada Tuhan dengan tidak membawa kesalahan sedikitpun. Sedangkan Raja B, kata Tuhan, ia pernah sekali berbuat kebaikan, maka dibalas oleh Tuhan dengan kesembuhan, sehingga ketika raja B menghadap kepada Tuhan, ia sudah tidak punya satupun kebaikan, karena sudah dibalas lunas di dunia, sehingga ia akan menghadap Tuhan dengan segala keburukannya.
Cerita ini sungguh mengajarkan kepada kita bahwa, apabila kita diberi kesakitan, setelah melalui berbagai ikhtiar, tetapi belum diberikan kesembuhan, yakinlah bahwa Tuhan sedang menghapus kesalahan-kesalahan kita, supaya kelak kita bisa menghadap kepada Tuhan dengan hati yang bersih, terbebas dari kesalahan-kesalahan yang mungkin kita perbuat di masa lalu. Dengan mental positif ini, kita akan lebih ikhlas dan justru inilah yang akan membantu proses penyembuhan. Tindakan positif adalah dengan terus berusaha (ikhtiar) mendapatkan pengobatan. Dengan pikiran dan tindakan positif, ikhtiar yang sungguh-sungguh dan doa yang khusyu’ tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan kecuali menjadi tua dan kematian.

Bagi yang sedang Dililit Hutang
Bagi anda yang sedang terlilit hutang, pernahkan terpikir oleh anda untuk berdoa kepada Tuhan supaya orang yang menghutangi kita diberi kemudahan rizki? Selama ini kita sering berdoa hanya untuk diri kita sendiri, supaya kita diberi kemudahan rizki, padahal yang tidak kalah penting kita berdoa untuk orang yang menghutangi kita supaya dia diberi kemudahan rizki. Mengapa demikian? Ya, karena begitu orang yang menghutangi kita mulai kesulitan, maka wajah kita yang akan dia ingat pertama kali. Dia akan menekan kita terus, sehingga kita tidak diberi kesempatan untuk berusaha. Maka mulai sekarang, jangan lupa, setelah anda berdoa supaya diberi kelapangan rizki, berdoa juga untuk orang yang menghutangi kita.
Sebagian besar dari kita malah membenci orang yang menghutangi kita, karena mungkin dia memarahi kita, sehingga makin mudah menimbulkan konflik. Mangelola komunikasi bagi orang yang sedang terlilit hutang dengan orang yang menghutangi, memang memerlukan cara tersendiri. Ini memang tidak mudah, tapi kita harus terus belajar agar tidak miss komunikasi. Walaupun pahit, sampaikan kondisi anda sesungguhnya, lakukan negosisasi, agar hutang anda bisa dijadwal kembali. Teruslah menggali potensi diri anda untuk mendapatkan penghasilan tambahan, supaya anda bisa segera melunasi hutang. Kurangi seluruh pengeluaran yang masih bisa ditunda.
Menurut para ahli financial, kita sebagai orang yang sedang terlilit hutang, harus berani untuk menunda segala kesenangan. Manajemen pengeluaran menjadi sangat penting, karena berapapun yang kita hasilkan, kalau kita gagal mengelola pengeluaran, maka kita tidak akan pernah keluar dari jeratan hutang. Maka tidak heran, ada orang yang berpenghasilan 100jt per bulan, tidak punya tabungan, malah hutang menumpuk, ada orang yang berpenghasilan 5jt per bulan, tapi masih bisa menabung. Ini semua terletak pada manajemen pengeluaran. Perbaiki hubungan anda dengan Dzat yang Maha Kaya, anda harus melakukan “komunikasi” lebih intens kepadaNya.
Bagi yang muslim, Mintalah Pertolongan dengan Sabar dan Sholat, yang demikian itu berat, kecuali orang-orang yang khusyu. Berfikirlah positif, bahwa Tuhan punya lebih dari semilyar cara untuk menolong kita. Maka persoalannya bukan pada besar kecilnya nilai hutang anda, tapi bagaimana posisi anda, sedang menjauh atau mendekat kepada Tuhan.
Menurut ustad Yusuf Mansyur, persoalan terbesar kita bukan terletak pada nilai hutang kita, tapi persoalan terbesar adalah kalau kita menjauh dari Allah. Solusi dari Allah yang sering ustad Yusuf ajarkan adalah dengan banyak bersedekah. Sedekah adalah bukti paling otentik bahwa diri kita telah berhasil mengalahkan ego kita sendiri. Sedekah dapat memperlancar rizki, menolak bala bencana dan menentramkan hati. Melalui kisah-kisah nyata yang sering dialami para jamaah Ustad Yusuf Mansur, sering kita buktikan bahwa orang yang terlilit hutang bisa keluar dari persoalannya, justru setelah mereka mau bersedekah. Setelah mereka melewati rumah egonya sendiri, maka pertolongan Allah akan datang dari berbagai arah dan sering tidak terduga.

Bagi yang Sedang Marah
Jika kita sedang kesal atau jengkel dengan atasan atau bawahan atau teman sekerja kita, berfikirlah positif, bahwa kalau kekesalan kita tidak segera dihentikan, sesungguhnya kita telah menguras energi untuk hal yang sama sekali tidak berguna alias sia-sia. Teman kita pada hakekatnya tidak bisa menjatuhkan kita, tidak dapat memberi manfaat atau mudharat kepada kita sama sekali. Yang bisa menjatuhkan kita, jutru kelakuan kita sendiri. Maka segeralah bertindak positif, segera alihkan perhatian kita pada hal-hal lain yang lebih produktif.
Memang hal ini perlu latihan, tetapi begitu kita sering melatihnya, maka demikian mudah kita untuk mengalihkan perhatian dari hal-hal yang menjengkelkan kepada hal-hal yang lebih produktif atau bisa kita alihkan kepada hobby kita. Intinya, kita tidak boleh berlarut-larut membenci atau menuruti rasa kesal, karena yang rugi adalah diri kita sendiri.
Sering kita tidak bisa tidur karena rasa kesal atau benci pada seseorang, sementara orang yang kita benci sudah tidur pulas. Makin banyak kita membenci, makin banyaklah kerugian yang akan kita derita. Dari sisi fisik, orang yang banyak membenci, wajahnya tidak akan cerah, karena aliran darah kotor akan memenuhi mukanya. Dari sisi mental, orang yang banyak membenci dan sering jengkel, jiwanya akan rapuh dan gampang terpengaruh. Kalau hal ini dituruti terus menerus akan meningkat menjadi rasa dengki dan ingin membalas dendam. Ibarat pesawat televisi, kita telah menyerahkan remote controlnya kepada orang yang kita benci. Ia akan memainkan perasaan kita sesuai dengan keinginannya.
Sebagai orang yang memiliki akal sehat, kita tidak akan melakukan hal tersebut, karena seperti yang telah disebutkan di atas, kita berarti telah menyerahkan remote control tersebut kepada orang yang kita benci. Maka mulai dari sekarang, stop rasa benci dari dalam diri kita, ubahlah menjadi energi untuk melakukan hal-hal yang lebih positif. Meminjam istilah Gede Prama, musuh adalah guru yang menyamar. Kadang-kadang dari musuhlah keluar kata-kata yang obyektif tentang kekurangan diri kita. Sehingga kita bisa melakukan evaluasi dan memperbaiki diri, karena mungkin selama ini kita hanya bergaul dengan orang-orang yang hanya memuji kelebihan-kelebihan kita. Dari sisi spiritual, orang yang membuat kita menjadi kesal atau jengkel, sebenarnya hanya distel oleh Tuhan untuk menguji kesabaran kita. Kalau kita mau bersabar, maka segala hinaan, cacian dari orang yang memusuhi kita adalah bagian dari cara Tuhan untuk menggugurkan dosa-dosa kita.
Jadi sudah saatnya kita berubah, dari orang yang mudah membenci, menjadi orang yang mudah mengasihi. Kebencian hanya akan mendatangkan kerugian bagi diri kita sendiri.
Bagi yang Usahanya Bangkrut
Apa persamaan dan perbedaan antara orang sukses dengan orang yang gagal? Persamaannya adalah mereka sama-sama pernah gagal. Sedangkan perbedaannya adalah, orang sukses bangkit lagi setelah gagal. Orang gagal tidak mau bangkit lagi.
Bagi anda yang sedang bangkrut, berusahalah kembali untuk bangkit. Apapun keahlian yang anda miliki, coba diexplore lebih dalam, dan carilah networking. Hubungi kembali teman-teman lama anda, kemungkinan mereka bisa sinergi lagi dengan anda.
Cobalah inventarisir kembali apa-apa yang anda miliki. Tulislah di sebuah kertas kosong.
Apakah anda masih mempunyai istri yang setia? Apakah anda masih memiliki anak-anak yang sehat dan lucu?
Apakah anda masih memiliki rumah untuk berteduh?
Apakah anda masih memiliki kendaraan walaupun tidak bagus?
Kalau pertanyaan tersebut di atas masih sebagian besar anda jawab dengan kata “ya”, anda masih harus bersyukur. Kegagalan adalah cara Tuhan mendidik kita untuk meningkatkan kualitas ruhani kita. Inilah saat yang tepat untuk introspeksi, mungkin Tuhan sedang menghendaki agar kita lebih mendekat kepadaNya. Bagi Tuhan, tidak sulit untuk mengangkat kembali dan memulihkan keadaan seperti semula. Maka justru yang harus dikuatkan adalah mental kita. Supaya nanti, di kala kita bisa bangkit kembali, mental kita lebih siap, diri kita lebih bijaksana dan arif dalam segala hal. Lebih peduli kepada orang-orang yang kurang mampu.
Setiap hal yang menimpa kita adalah pelajaran. Artinya tidak ada satupun hal yang menimpa kita, melainkan Tuhan punya maksud untuk memperbaiki diri kita, meningkatkan kualitas ruhani kita dan membuat kita lebih mendekat kepadaNya. Bila kesadaran ini telah terpatri di benak anda, maka tidak ada kata putus asa.
Dari berbagai cerita orang-orang sukses, mereka juga mengalami berbagai kegagalan, ujian, cobaan, hinaan dan linangan air mata. Semuanya adalah proses perbaikan dan perlu waktu. Yang membuat mereka bertahan adalah keyakinan yang kuat kepada Tuhan, prasangka baik kepadaNya, bahwa semua itu hanyalah ujian untuk membuat kita lebih baik.
Seperti cerita teman saya yang menjadi pilot pesawat terbang (ketika itu saya diperbolehkan duduk di kokpit pesawat dengan dia), ia tidak bisa langsung menuju ke tempat tujuan, tetapi ia selalu mengoreksi arahnya menuju tujuan yang dikehendaki. Artinya setiap perjalanan hidup kita, adalah perjalanan untuk selalu melakukan koreksi setiap saat. Tidak ada jalan mulus tanpa hambatan, kalaupun ada, hanya akan membuat diri kita menjadi lemah dan bila sedikit saja ada rintangan, maka kita menjadi rapuh tak berdaya.
Anda boleh mencobanya pada anak-anak anda. Yang tidak biasa diberi tantangan akan menjadi anak yang lemah tak berdaya. Yang biasa mendapat tantangan, ia akan kreatif dan memiliki mental baja. Jadi singkatnya, bagi anda yang sedang mengalami kebangkrutan, segeralah bangkit. Lakukan hal-hal positif sekecil apapun, hubungi teman-teman yang bisa diajak diskusi, bacalah buku-buku motivasi dan lakukan langkah-langkah kreatif untuk mendapat penghasilan. Berdoalah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, sisihkan sebagian yang masih kita miliki untuk disedekahkan, terapkan ilmu yang sudah anda pelajari.

Bagi yang Sedang Dipenjara
Inilah kesempatan yang baik untuk berdialog lebih intens dengan Tuhan, menyadari akan segala kekeliruan dan kembali bertaubat kepadaNya. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari kesalahan dan kekeliruan, sikap terpenting adalah kita harus tetap memiliki semangat berubah menjadi lebih baik. Banyak hal-hal yang dapat kita lakukan di dalam penjara dengan membaca, menulis atau memperdalam pemahaman firman-firmanNya. Kesadaran diri di dalam penjara akan memberikan bekas yang luar biasa dan ini akan membawa hikmah tersendiri, apabila kita mau merenung dan memperbaiki diri lebih konsisten.
Tidak semua yang pernah masuk penjara adalah bersalah, dan setelah keluar akan menjadi gagal total. Banyak orang yang pernah masuk penjara dan keluar dengan kesuksesan. Buya Hamka, Nelson Mandella, Soekarno, Anton Medan, AM Fatwa dan masih banyak yang lain. Mereka justru mendapatkan apa yang disebut ”Blessing in Disguise” atau hikmah dari setiap peristiwa.
Bagi yang sedang menjalani hukuman, tidak perlu putus asa, teruslah belajar, kesempatan di dalam jangan berlalu sia-sia, berdoa dan mendekatlah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Yakinlah bahwa Tuhan Maha Pengampun, luasnya ampunan pasti akan menenggelamkan dosa dan kesalahan-kesalahan kita, asal kita mau memohon dengan sungguh-sungguh dan berikrar untuk tidak mengulanginya lagi.
Dengan masuk penjara, sebenarnya Tuhan sedang memberi karunia yang sangat besar, anda diingatkan di dunia, anda sedang ”dipaksa” menjadi manusia tak terkalahkan, menjadi seorang pertapa. Bukankah, kehidupan penjara sangat terbatas? Coba kalau anda salah, dibiarkan terus oleh Tuhan, malah semakin dilalaikan, kemudian tiba-tiba anda meninggal, sebelum bertaubat? Ingatlah, di akhirat kita sudah tidak bisa bertaubat lagi. Mana yang lebih sengsara?
Anda akan selamat, yakinlah, bahwa yang celaka adalah mereka yang telah berbuat salah, tetapi tidak menyadarinya, tidak bertaubat dan tidak kembali ke jalanNya. Tuhan pasti akan memberikan berbagai solusi kepada anak dan istri yang di rumah, setiap manusia sudah dijamin rizkinya oleh Tuhan, sehingga jangan sampai anda stress di dalam, sakit dan malah akan menambah beban keluarga anda. Jaga kesehatan, berbuat baiklah dan mendekat kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ini berat, tapi pasti anda mampu melewatinya. Menangislah dengan sungguh-sungguh hanya kepada Tuhan, serahkan segala urusan kepadaNya.