Jumat, Januari 02, 2009

Jurus-1 Mengubah Paradigma Kita

Paradigma adalah cara pandang. Dalam istilah sehari-hari dapat diartikan sebagai persepsi, asumsi, wawasan, keyakinan dan pikiran. Semua itu terangkum dalam kata Paradigma. Paradigma merupakan milik kita yang terpenting dan paling berharga, tetapi jarang mendapat perhatian. Oleh karena itu, saya mengawali Jurus-1 ini dengan terlebih dahulu mengubah paradigma (cara pandang) kita terhadap masalah. Dengan kata lain, beda paradigma akan menghasilkan penyelesaian masalah yang berbeda pula. Sebagian besar kegagalan kita menyelesaikan masalah, ternyata karena paradigma kita yang keliru dalam memandang suatu masalah, bukan karena ketidak-mampuan kita menyelesaikan masalah.
Steven Covey, penulis buku 8 Habits dan pakar kepemimpinan mengatakan,
“if you want small changes, work of behavior, but if you want quantum-leap changes, work on your paradigm”. Kalau anda menginginkan perubahan yang kecil, garaplah perilaku anda, tetapi bila anda menginginkan perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma anda.
Hampir sebagian manusia memiliki paradigma yang kurang tepat terhadap masalah. Masalah adalah beban atau masalah adalah sesuatu yang harus dihindari. Ini karena memang manusia memiliki kecenderungan pada hal-hal yang nyaman dan menyenangkan. Tidak sepenuhnya salah, tapi sebagaimana telah saya jelaskan sebelumnya, tidak ada satupun dari manusia di dunia ini yang lepas dari masalah. Itu artinya kita pasti akan selalu berhadapan dengan masalah. Sebagian manusia gagal karena mereka terus berpandangan bahwa masalah adalah beban. Tidak mau sedikit mengubah cara pandangnya, misalnya dengan memandang masalah sebagai wujud kepercayaan Tuhan terhadap diri kita.

Masalah sebagai Wujud Kepercayaan Tuhan terhadap Diri Anda.
Anda mungkin pernah dipercaya oleh atasan anda untuk menyelesaikan masalah yang cukup besar dan rumit? Bagaimana perasaan anda? Kalau memang anda karyawan yang bertanggung jawab, pasti dengan senang hati, anda akan mengerahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini berarti anda masih dipercaya oleh atasan anda. Bahkan mungkin sebagai ujian untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Maka berbahagialah anda yang sedang menghadapi masalah, karena hakekatnya anda sedang dipercaya oleh Tuhan untuk menyelesaikannya. Saya sungguh-sungguh mengatakan ini, karena sudah membuktikan dengan pengalaman nyata.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana kalau atasan anda tidak pernah memberikan suatu “masalah” (baca:tantangan) untuk diselesaikan? Mungkin atasan anda sudah tidak percaya lagi kepada kemampuan anda dan lambat laun anda akan malu, akhirnya mengundurkan diri.
Tetapi kadang-kadang persoalan kehidupan ini sangat rumit, bagaimana sih menyelesaikannya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ijinkan saya berbagi dengan sebuah cerita yang sangat inspiratif:
Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang duduk menyulam sehelai kain dengan posisi yang lebih di atas dari diriku. Aku yang sedang bermain dilantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah2€elesai, kamu akan kupanggil dan duduk di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas.
"Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. "Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.
Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang Engkau lakukan?" Ia menjawab: "Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?
"Kemudian Tuhan menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu ini. Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di “pangkuan”Ku, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.
"Subhanallah...
Beruntunglah orang-orang yang mampu menjaring ayat indah dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Tuhan berkenan menumbuhkan kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai kejadian-kejadian dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu. Amin.
Para pembaca yang budiman, anda lihat, betapa dengan cara pandang yang berbeda (dari atas), kita bisa melihat sisi positif dari setiap masalah? Saya tidak tahu perasaan anda, tetapi saya sendiri selalu menitikkan air mata setiap membaca cerita tersebut di atas.

Beberapa Paradigma Lama yang harus Diubah
Beberapa contoh berikut ini adalah paradigma lama tentang masalah, yang kemudian di sebelah kanan telah diubah menjadi paradigma baru:


Paradigma Lama
Masalah sebagai beban kehidupan
Masalah harus dihindari
Saya-lah manusia paling berat masalahnya
Saya sering menemukan jalan yang terlihat buntu dan gagal menyelesaikan masalah
Sepertinya saya tidak akan mampu menghadapi masalah ini
Penyelesaian masalah sangat bergantung pada faktor luar
Jalan keluarnya dari mana, saya sudah putus asa

Paradigma Baru
Masalah sebagai wujud kepercayaan dari Tuhan, sebagai sarana ujian untuk naik kelas
Masalah harus diselesaikan
Pasti ada yang lebih berat, semua relatif dan yang pasti anda tidak sendiri
Tidak ada jalan buntu, yang ada hanyalah solusi, atau melanjutkan belajar
Semuanya sudah terukur oleh Tuhan dengan sangat akurat, pasti mampu
Penyelesaian masalah sangat bergantung pada sikap mental kita sendiri
Jalan keluarnya sudah disiapkan oleh Allah, kita tinggal menjemputnya

2 komentar: