Jumat, Januari 02, 2009

Jurus-6 Berbagai Masalah Spesifik yang Mungkin Sedang Anda Hadapi

Beberapa contoh kondisi-kondisi yang spesifik mungkin sedang anda hadapi saat ini :

Bagi yang Sedang Sakit
Bagi anda yang sedang sakit, anda dapat memilih apakah berfikir dan bertidak positif atau justru sebaliknya. Bagi yang berfikir dan bertindak positif, sakit adalah kondisi supaya kita lebih banyak istirahat, lebih banyak berdoa, lebih banyak bersyukur ketika sehat, lebih banyak mendekat kepadaNya. Bahkan Tuhan berfirman, bahwa sakit bila diterima dengan ikhlas, adalah sarana untuk menggugurkan dosa-dosa kita, tentu saja setelah kita bertindak positif yaitu dengan ikhtiar maksimal untuk mendapatkan kesembuhan.
Penelitian di dunia kedokteran modern akhir-akhir ini, menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit, timbul dari sikap mental yang keliru, pola hidup yang salah dan jiwa yang gelisah. Maka jalan terbaik adalah dengan pembenahan sikap mental terlebih dahulu, disusul dengan pengobatan medis, artinya bahwa sikap mental positif sangat penting dan justru membantu penyembuhan. Sikap mental positif yang harus dikembangkan adalah:
Menerima dengan tulus ikhlas, bahwa setiap manusia pasti pernah sakit, sambil terus berupaya dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan penanganan medis. Sikap ikhlas ini sangat membantu proses kesembuhan dan ini sudah dibuktikan oleh dunia kedokteran modern. Sebagian penyakit sulit disembuhkan karena si penderita tidak bisa menerima kesakitan dengan ikhlas.
Kikislah dan hilangkan rasa amarah, dendam, iri hati dan dengki kepada siapapun, termasuk orang yang pernah menyakiti kita sekalipun. Pemberian maaf lahir bathin juga sangat membantu kesembuhan. Penelitian yang dilakukan oleh dunia kedokteran modern menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit justru berawal dari rasa amarah dan si penderita tidak memaafkan atau masih menyimpan rasa dendam kepada orang lain. Orang bijak mengatakan ”memaafkan adalah seperti membebaskan tawanan, setelah proses pembebasan tawanan tersebut dilaksanakan, barulah kita menyadari bahwa ternyata tawanan itu adalah diri kita sendiri”
Bermohonlah dengan segenap hati dan pikiran kepada Tuhan, supaya penyakit-penyakit kita dihilangkan, tidak hanya penyakit jasmani, tetapi juga penyakit-penyakit ruhani. Iri hati, dengki, dendam dan sebagainya, adalah contoh-contoh penyakit ruhani yang harus segera kita kikis dalam diri kita.
Cerita inspiratif berikut ini akan sangat membantu kita untuk lebih ikhlas menerima kesakitan, tentu saja sambil terus berupaya semaksimal mungkin.
Dahulu kala, hiduplah dua orang raja yang kerajaannya saling bersebelahan. Sebut saja raja A dan raja B. Raja A dikenal baik hati dan memerintah dengan sangat arif. Raja B dikenal dengan kejahatan dan kelalimannya. Kedua raja ini menderita penyakit yang sama, obatnya berasal dari minyak ikan yang hidup di dasar samudera dan hanya setahun sekali ikan-ikan ini naik ke permukaan. Pada saat raja A menderita sakit, Tuhan tidak mengirim ikan-ikan yang minyaknya dapat dijadikan obat ini, naik ke permukaan laut. Sehingga Raja A, belum sembuh. Sebaliknya, ketika Raja B sakit, Tuhan malah menggiring ikan-ikan ini naik ke permukaan laut sehingga nelayan mudah menangkapnya dan raja B menjadi sembuh.
Fenomena apakah ini? Raja yang memerintah dengan arif dan bijaksana malah belum sembuh, sementara raja yang lalim malah diberikan kesembuhan? Melalui mimpi seseorang yang bijak, terungkaplah rahasia Tuhan. Sengaja Tuhan belum memberi kesembuhan kepada Raja A yang baik, karena raja A pernah sekali berbuat kesalahan. Tuhan ingin menghapus kesalahan raja A melalui kesakitan yang ia derita, supaya ketika raja A menghadap Tuhan, raja A telah bersih dari segala kesalahan, dan ia datang kepada Tuhan dengan tidak membawa kesalahan sedikitpun. Sedangkan Raja B, kata Tuhan, ia pernah sekali berbuat kebaikan, maka dibalas oleh Tuhan dengan kesembuhan, sehingga ketika raja B menghadap kepada Tuhan, ia sudah tidak punya satupun kebaikan, karena sudah dibalas lunas di dunia, sehingga ia akan menghadap Tuhan dengan segala keburukannya.
Cerita ini sungguh mengajarkan kepada kita bahwa, apabila kita diberi kesakitan, setelah melalui berbagai ikhtiar, tetapi belum diberikan kesembuhan, yakinlah bahwa Tuhan sedang menghapus kesalahan-kesalahan kita, supaya kelak kita bisa menghadap kepada Tuhan dengan hati yang bersih, terbebas dari kesalahan-kesalahan yang mungkin kita perbuat di masa lalu. Dengan mental positif ini, kita akan lebih ikhlas dan justru inilah yang akan membantu proses penyembuhan. Tindakan positif adalah dengan terus berusaha (ikhtiar) mendapatkan pengobatan. Dengan pikiran dan tindakan positif, ikhtiar yang sungguh-sungguh dan doa yang khusyu’ tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan kecuali menjadi tua dan kematian.

Bagi yang sedang Dililit Hutang
Bagi anda yang sedang terlilit hutang, pernahkan terpikir oleh anda untuk berdoa kepada Tuhan supaya orang yang menghutangi kita diberi kemudahan rizki? Selama ini kita sering berdoa hanya untuk diri kita sendiri, supaya kita diberi kemudahan rizki, padahal yang tidak kalah penting kita berdoa untuk orang yang menghutangi kita supaya dia diberi kemudahan rizki. Mengapa demikian? Ya, karena begitu orang yang menghutangi kita mulai kesulitan, maka wajah kita yang akan dia ingat pertama kali. Dia akan menekan kita terus, sehingga kita tidak diberi kesempatan untuk berusaha. Maka mulai sekarang, jangan lupa, setelah anda berdoa supaya diberi kelapangan rizki, berdoa juga untuk orang yang menghutangi kita.
Sebagian besar dari kita malah membenci orang yang menghutangi kita, karena mungkin dia memarahi kita, sehingga makin mudah menimbulkan konflik. Mangelola komunikasi bagi orang yang sedang terlilit hutang dengan orang yang menghutangi, memang memerlukan cara tersendiri. Ini memang tidak mudah, tapi kita harus terus belajar agar tidak miss komunikasi. Walaupun pahit, sampaikan kondisi anda sesungguhnya, lakukan negosisasi, agar hutang anda bisa dijadwal kembali. Teruslah menggali potensi diri anda untuk mendapatkan penghasilan tambahan, supaya anda bisa segera melunasi hutang. Kurangi seluruh pengeluaran yang masih bisa ditunda.
Menurut para ahli financial, kita sebagai orang yang sedang terlilit hutang, harus berani untuk menunda segala kesenangan. Manajemen pengeluaran menjadi sangat penting, karena berapapun yang kita hasilkan, kalau kita gagal mengelola pengeluaran, maka kita tidak akan pernah keluar dari jeratan hutang. Maka tidak heran, ada orang yang berpenghasilan 100jt per bulan, tidak punya tabungan, malah hutang menumpuk, ada orang yang berpenghasilan 5jt per bulan, tapi masih bisa menabung. Ini semua terletak pada manajemen pengeluaran. Perbaiki hubungan anda dengan Dzat yang Maha Kaya, anda harus melakukan “komunikasi” lebih intens kepadaNya.
Bagi yang muslim, Mintalah Pertolongan dengan Sabar dan Sholat, yang demikian itu berat, kecuali orang-orang yang khusyu. Berfikirlah positif, bahwa Tuhan punya lebih dari semilyar cara untuk menolong kita. Maka persoalannya bukan pada besar kecilnya nilai hutang anda, tapi bagaimana posisi anda, sedang menjauh atau mendekat kepada Tuhan.
Menurut ustad Yusuf Mansyur, persoalan terbesar kita bukan terletak pada nilai hutang kita, tapi persoalan terbesar adalah kalau kita menjauh dari Allah. Solusi dari Allah yang sering ustad Yusuf ajarkan adalah dengan banyak bersedekah. Sedekah adalah bukti paling otentik bahwa diri kita telah berhasil mengalahkan ego kita sendiri. Sedekah dapat memperlancar rizki, menolak bala bencana dan menentramkan hati. Melalui kisah-kisah nyata yang sering dialami para jamaah Ustad Yusuf Mansur, sering kita buktikan bahwa orang yang terlilit hutang bisa keluar dari persoalannya, justru setelah mereka mau bersedekah. Setelah mereka melewati rumah egonya sendiri, maka pertolongan Allah akan datang dari berbagai arah dan sering tidak terduga.

Bagi yang Sedang Marah
Jika kita sedang kesal atau jengkel dengan atasan atau bawahan atau teman sekerja kita, berfikirlah positif, bahwa kalau kekesalan kita tidak segera dihentikan, sesungguhnya kita telah menguras energi untuk hal yang sama sekali tidak berguna alias sia-sia. Teman kita pada hakekatnya tidak bisa menjatuhkan kita, tidak dapat memberi manfaat atau mudharat kepada kita sama sekali. Yang bisa menjatuhkan kita, jutru kelakuan kita sendiri. Maka segeralah bertindak positif, segera alihkan perhatian kita pada hal-hal lain yang lebih produktif.
Memang hal ini perlu latihan, tetapi begitu kita sering melatihnya, maka demikian mudah kita untuk mengalihkan perhatian dari hal-hal yang menjengkelkan kepada hal-hal yang lebih produktif atau bisa kita alihkan kepada hobby kita. Intinya, kita tidak boleh berlarut-larut membenci atau menuruti rasa kesal, karena yang rugi adalah diri kita sendiri.
Sering kita tidak bisa tidur karena rasa kesal atau benci pada seseorang, sementara orang yang kita benci sudah tidur pulas. Makin banyak kita membenci, makin banyaklah kerugian yang akan kita derita. Dari sisi fisik, orang yang banyak membenci, wajahnya tidak akan cerah, karena aliran darah kotor akan memenuhi mukanya. Dari sisi mental, orang yang banyak membenci dan sering jengkel, jiwanya akan rapuh dan gampang terpengaruh. Kalau hal ini dituruti terus menerus akan meningkat menjadi rasa dengki dan ingin membalas dendam. Ibarat pesawat televisi, kita telah menyerahkan remote controlnya kepada orang yang kita benci. Ia akan memainkan perasaan kita sesuai dengan keinginannya.
Sebagai orang yang memiliki akal sehat, kita tidak akan melakukan hal tersebut, karena seperti yang telah disebutkan di atas, kita berarti telah menyerahkan remote control tersebut kepada orang yang kita benci. Maka mulai dari sekarang, stop rasa benci dari dalam diri kita, ubahlah menjadi energi untuk melakukan hal-hal yang lebih positif. Meminjam istilah Gede Prama, musuh adalah guru yang menyamar. Kadang-kadang dari musuhlah keluar kata-kata yang obyektif tentang kekurangan diri kita. Sehingga kita bisa melakukan evaluasi dan memperbaiki diri, karena mungkin selama ini kita hanya bergaul dengan orang-orang yang hanya memuji kelebihan-kelebihan kita. Dari sisi spiritual, orang yang membuat kita menjadi kesal atau jengkel, sebenarnya hanya distel oleh Tuhan untuk menguji kesabaran kita. Kalau kita mau bersabar, maka segala hinaan, cacian dari orang yang memusuhi kita adalah bagian dari cara Tuhan untuk menggugurkan dosa-dosa kita.
Jadi sudah saatnya kita berubah, dari orang yang mudah membenci, menjadi orang yang mudah mengasihi. Kebencian hanya akan mendatangkan kerugian bagi diri kita sendiri.
Bagi yang Usahanya Bangkrut
Apa persamaan dan perbedaan antara orang sukses dengan orang yang gagal? Persamaannya adalah mereka sama-sama pernah gagal. Sedangkan perbedaannya adalah, orang sukses bangkit lagi setelah gagal. Orang gagal tidak mau bangkit lagi.
Bagi anda yang sedang bangkrut, berusahalah kembali untuk bangkit. Apapun keahlian yang anda miliki, coba diexplore lebih dalam, dan carilah networking. Hubungi kembali teman-teman lama anda, kemungkinan mereka bisa sinergi lagi dengan anda.
Cobalah inventarisir kembali apa-apa yang anda miliki. Tulislah di sebuah kertas kosong.
Apakah anda masih mempunyai istri yang setia? Apakah anda masih memiliki anak-anak yang sehat dan lucu?
Apakah anda masih memiliki rumah untuk berteduh?
Apakah anda masih memiliki kendaraan walaupun tidak bagus?
Kalau pertanyaan tersebut di atas masih sebagian besar anda jawab dengan kata “ya”, anda masih harus bersyukur. Kegagalan adalah cara Tuhan mendidik kita untuk meningkatkan kualitas ruhani kita. Inilah saat yang tepat untuk introspeksi, mungkin Tuhan sedang menghendaki agar kita lebih mendekat kepadaNya. Bagi Tuhan, tidak sulit untuk mengangkat kembali dan memulihkan keadaan seperti semula. Maka justru yang harus dikuatkan adalah mental kita. Supaya nanti, di kala kita bisa bangkit kembali, mental kita lebih siap, diri kita lebih bijaksana dan arif dalam segala hal. Lebih peduli kepada orang-orang yang kurang mampu.
Setiap hal yang menimpa kita adalah pelajaran. Artinya tidak ada satupun hal yang menimpa kita, melainkan Tuhan punya maksud untuk memperbaiki diri kita, meningkatkan kualitas ruhani kita dan membuat kita lebih mendekat kepadaNya. Bila kesadaran ini telah terpatri di benak anda, maka tidak ada kata putus asa.
Dari berbagai cerita orang-orang sukses, mereka juga mengalami berbagai kegagalan, ujian, cobaan, hinaan dan linangan air mata. Semuanya adalah proses perbaikan dan perlu waktu. Yang membuat mereka bertahan adalah keyakinan yang kuat kepada Tuhan, prasangka baik kepadaNya, bahwa semua itu hanyalah ujian untuk membuat kita lebih baik.
Seperti cerita teman saya yang menjadi pilot pesawat terbang (ketika itu saya diperbolehkan duduk di kokpit pesawat dengan dia), ia tidak bisa langsung menuju ke tempat tujuan, tetapi ia selalu mengoreksi arahnya menuju tujuan yang dikehendaki. Artinya setiap perjalanan hidup kita, adalah perjalanan untuk selalu melakukan koreksi setiap saat. Tidak ada jalan mulus tanpa hambatan, kalaupun ada, hanya akan membuat diri kita menjadi lemah dan bila sedikit saja ada rintangan, maka kita menjadi rapuh tak berdaya.
Anda boleh mencobanya pada anak-anak anda. Yang tidak biasa diberi tantangan akan menjadi anak yang lemah tak berdaya. Yang biasa mendapat tantangan, ia akan kreatif dan memiliki mental baja. Jadi singkatnya, bagi anda yang sedang mengalami kebangkrutan, segeralah bangkit. Lakukan hal-hal positif sekecil apapun, hubungi teman-teman yang bisa diajak diskusi, bacalah buku-buku motivasi dan lakukan langkah-langkah kreatif untuk mendapat penghasilan. Berdoalah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, sisihkan sebagian yang masih kita miliki untuk disedekahkan, terapkan ilmu yang sudah anda pelajari.

Bagi yang Sedang Dipenjara
Inilah kesempatan yang baik untuk berdialog lebih intens dengan Tuhan, menyadari akan segala kekeliruan dan kembali bertaubat kepadaNya. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari kesalahan dan kekeliruan, sikap terpenting adalah kita harus tetap memiliki semangat berubah menjadi lebih baik. Banyak hal-hal yang dapat kita lakukan di dalam penjara dengan membaca, menulis atau memperdalam pemahaman firman-firmanNya. Kesadaran diri di dalam penjara akan memberikan bekas yang luar biasa dan ini akan membawa hikmah tersendiri, apabila kita mau merenung dan memperbaiki diri lebih konsisten.
Tidak semua yang pernah masuk penjara adalah bersalah, dan setelah keluar akan menjadi gagal total. Banyak orang yang pernah masuk penjara dan keluar dengan kesuksesan. Buya Hamka, Nelson Mandella, Soekarno, Anton Medan, AM Fatwa dan masih banyak yang lain. Mereka justru mendapatkan apa yang disebut ”Blessing in Disguise” atau hikmah dari setiap peristiwa.
Bagi yang sedang menjalani hukuman, tidak perlu putus asa, teruslah belajar, kesempatan di dalam jangan berlalu sia-sia, berdoa dan mendekatlah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Yakinlah bahwa Tuhan Maha Pengampun, luasnya ampunan pasti akan menenggelamkan dosa dan kesalahan-kesalahan kita, asal kita mau memohon dengan sungguh-sungguh dan berikrar untuk tidak mengulanginya lagi.
Dengan masuk penjara, sebenarnya Tuhan sedang memberi karunia yang sangat besar, anda diingatkan di dunia, anda sedang ”dipaksa” menjadi manusia tak terkalahkan, menjadi seorang pertapa. Bukankah, kehidupan penjara sangat terbatas? Coba kalau anda salah, dibiarkan terus oleh Tuhan, malah semakin dilalaikan, kemudian tiba-tiba anda meninggal, sebelum bertaubat? Ingatlah, di akhirat kita sudah tidak bisa bertaubat lagi. Mana yang lebih sengsara?
Anda akan selamat, yakinlah, bahwa yang celaka adalah mereka yang telah berbuat salah, tetapi tidak menyadarinya, tidak bertaubat dan tidak kembali ke jalanNya. Tuhan pasti akan memberikan berbagai solusi kepada anak dan istri yang di rumah, setiap manusia sudah dijamin rizkinya oleh Tuhan, sehingga jangan sampai anda stress di dalam, sakit dan malah akan menambah beban keluarga anda. Jaga kesehatan, berbuat baiklah dan mendekat kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ini berat, tapi pasti anda mampu melewatinya. Menangislah dengan sungguh-sungguh hanya kepada Tuhan, serahkan segala urusan kepadaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar